Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Serie A Tak Alergi False Nine

By Jumat, 21 Agustus 2015 | 18:46 WIB
Jeremy Menez, tumpuan serangan Milan musim lalu. (Getty Images)

Gabriel Batistuta, Christian Vieri, Hernan Crespo, dan Oliver Bierhoff adalah ikon Serie A di era 1990-an.

Apa benang merah yang menghubungkan para pemain tadi? Batistuta, Vieri, Crespo, maupun Bierhoff sama-sama mengemban tugas sebagai ujung tombak serangan. Persamaan lain adalah mereka merupakan tipe striker bomber atau disebut pula big man.

Deskripsi big man adalah penyerang bertubuh besar yang beroperasi di area kotak penalti. Mereka berfungsi sebagai muara aliran serangan tim.

Namun, di era sepak bola modern sekarang ini, tipe “pemain nomor sembilan” kian jarang terlihat. Tren taktik bergeser. Alih-alih memasang bomber, kini pelatih lebih suka menempatkan seorang false nine (penyerang nomor sembilan semu).

Gabriel Batistuta, salah satu bomber wahid yang pernah berkiprah di Serie A.

Keberadaan pemain nomor sembilan yang sering membelakangi gawang lawan dianggap malah menghambat serangan. Tak heran jika kini pemain sayap juga sangat menjamur.

Keuntungan memasang false nine dan sayap adalah sebuah tim bisa punya tiga sampai empat pemain yang langsung menghadap gawang lawan. Evolusi taktik tersebut juga terjadi di Serie A.

Pada musim lalu, sejumlah tim bermain tanpa striker bertipe bomber. Milan mengandalkan Jeremy Menez, Juventus bertumpu kepada Carlos Tevez, sementara Roma berharap ketajaman Francesco Totti.