Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kulitnya tidak pucat seperti kebanyakan orang Belanda, tapi berkelir cokelat layaknya orang melayu. Keunikannya juga kian kentara lantaran tidak ada lagi sehelai rambutnya yang masih berwarna hitam. Semuanya putih keperakan.
Karena itu, tidak salah bila pria berumur 55 tahun itu pun menyatakan bahwa tawaran untuk menjadi suksesor Marco van Basten seusai Euro 2008 sungguh datang tepat waktu.
“Rambut saya sudah putih dan permintaan KNVB untuk menangani tim nasional adalah posisi tertinggi yang bisa dicapai seorang pelatih,” kata Bert van Marwijk pada De Telegraaf, pada Senin (3/3).
Hari itu sang pelatih Feyenoord tersebut memang resmi diumumkan KNVB bakal memimpin De Oranje pada kualifikasi Afsel 2010 lantaran Van Basten telah memastikan akan memegang Ajax Amsterdam selepas Swiss-Austria 2008.
Jujur saja, Van Marwijk sedikit diragukan bisa membentuk skuad Belanda yang tangguh seperti sekarang. Pada uji coba terakhir, John Heitinga dkk. memang tampil kian menawan dan berhasil menaklukkan Kroasia 3-0.
Pengalaman Van Basten yang minim dalam melatih memang telah terbukti bisa dikompensasi dengan kecapan jam terbang tingginya bermain untuk De Oranje di masa lampau. Sebaliknya Van Marwijk justru hanya sempat satu kali memperkuat tim nasional.
Kurang Berkarisma
Kiprah internasional terbaik dari mertua gelandang Bayern Muenchen, Mark van Bommel, itu adalah saat sebagai pelatih mengantar Feyenoord menjadi juara Piala UEFA 2002 dengan mengalahkan Dortmund di final.
Selebihnya lelaki kelahiran Deventer itu justru terkesan hanya jago kandang lantaran memperlihatkan prestasi seadanya saat menangani klub Belgia dan Jerman.
Kemampuan teknis Van Marwijk tidak diragukan, namun dengan bekal rekor minim kiprah di panggung-panggung besar ia dianggap tidak punya karisma untuk merekatkan dan memberi sugesti di De Oranje, yang langganan disesaki sejumlah bintang berkepala batu.
Kasihan benar Van Marwijk, belum mulai bekerja saja kok malah sudah diragukan publik.
(Penulis: Darojatun)