Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Akhir tahun 2014, Herry Kiswanto sudah mengaku tentang semua yang diketahuinya soal kasus sepak bola gajah kepada Komisi Disiplin PSSI. Namun pengakuan mantan pelatih PSS Sleman di kantor PSSI, Senayan, Jakarta itu, seperti dianggap angin lalu.
“Sudah, semuanya saya beberkan. Tapi anehnya Ketua Komdis saat itu Pak Hinca Panjaitan seperti tidak percaya dengan keterangan yang saya berikan. Malah saya terus dipancing-pancing. Saat itu saya menyatakan jika saat briefing sebelum pertandingan itu saya memilih untuk sholat.
Herkis mengakui tidak tahu sama sekali ada pembicaraan apa antara pemain dengan manajemen sesaat sebelum pertandingan. Bahkan ia juga bisa memberikan saksi atas keberadaan dirinya pada pertemuan itu.
“Oh ya, pernyataan saya ini juga didukung oleh para asisten saya. Mereka juga menyatakan ke Komdis jika saya tidak tahu menahu soal pengaturan pertandingan itu. Tapi aneh, kok saya malah dijadikan kambing hitam oleh mereka,” tutur Herry Kiswanto.
Namun Herry Kiswanto juga mengakui jika dalam pertandingan tersebut muncul hal-hal aneh yang di luar kebiasaan para pemain. “Ya saya tahu. Malah saya kaget kok anak-anak saat itu mainnya tidak seperti biasanya. Sementara PSIS juga bermain malas-malasan. Saya bahkan sempat meminta wasit untuk menghentikan pertandingan itu, namun tidak dilakukan wasit, bahkan jalan terus,” kata Herry Kiswanto.
Layaknya seorang pelatih, Herkis pun menginstruksikan agar para pemainnya fight dalam pertandingan tersebut. “Tapi instruksi saya di lapangan tidak didengarkan apalagi dilakukan oleh pemain. Pergantian pemain juga bukan datang dari saya. Menurut saya itu aneh sekali,” ungkap Herry Kiswanto.