Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menteri Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia, Imam Nahrawi, mengungkapkan alasannya dalam mengambil berbagai kebijakan terkait dunia olah raga nasional, termasuk sepak bola.
Dalam pertemuan dengan sejumlah pimpinan media massa di kediamannya di Kompleks Menteri Jl. Widya Chandra, Jakarta, Rabu (2/9) malam, Menpora Imam Nahrawi kembali menyebut alasan kenapa ia sampai membekukan kepengurusan PSSI era La Nyalla Matalitti.
"Setelah melaporkan situasi terkini, Presiden Joko Widodo meminta saya agar tidak tanggung-tanggung dalam membenahi sepak bola nasional. Kita harus berani mengambil keputusan walau tidak menyenangkan banyak pihak," ujar Imam Nahrawi.
Salah satu alasan kenapa Menpora sampai membekukan aktivitas PSSI adalah karena kengototan federasi sepak bola nasional itu memperbolehkan dua klub yang ia sebut bermasalah dalam kepemilikan untuk mengikuti ISL 2015.
"Ya, seandainya Persebaya dan Arema tidak diizinkan mengikuti kompetisi, pasti situasinya tak berjalan seperti sekarang," ucap Menpora. "Tapi, pemerintah juga sadar bahwa kita butuh kompetisi. Tunggulah, kita akan bereskan masalah ini secepatnya."
Kapan berdamai dengan PSSI, Pak? Begitu pertanyaan dari tamu undangan yang hadir di kediaman Imam Nahrawi.
"Lho, kami sudah berjabat tangan saat pembukaan Piala Presiden di Bali. Tak ada masalah pribadi antara saya dengan Pak La Nyalla. Semua ini karena pemerintah ingin membenarkan kondisi sepak bola nasional. Cabang lain yang bermasalah dan tak kunjung selesai juga akan kami tegur," ujar Imam Nahrawi.
Dengan menggelar Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden, Menpora Imam Nahrawi menegaskan bahwa pemerintah tidak buta dengan kebutuhan masyarakat untuk menikmati tontontan sepak bola nasional.
Imam Nahrawi juga mengundang banyak pihak di Tanah Air untuk mau menggelar kompetisi sepak bola di daerah masing-masing guna menghidupkan kembali cabang olah raga terpopuler ini.