Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Salah satu hajatan terbesar di Serie A 2015/16 langsung mentas pada pekan kedua. Roma menjamu Juventus di Stadion Olimpico, Minggu (30/8).
Duel di kandang Roma mempertemukan dua kandidat juara terkuat yang bakal melakoni laga dengan modal kemarahan.
Alih-alih bermodal rapor keren sebagai bekal bertanding akhir pekan ini, mereka mengantungi hasil tak memuaskan.
Roma tertahan 1-1 di kandang Verona, itu pun setelah I Lupi (Serigala) tertinggal satu gol lebih dulu.
Namun, raihan satu poin Roma setidaknya lebih baik dari kekalahan Juventus di kandang saat menjamu Udinese (0-1).
Pasukan Massimiliano Allegri kini dihadapkan pada fakta sejarah yang agak mengerikan.
Dalam sejarah Serie A, hanya ada empat kejadian sebuah tim menjuarai liga setelah kalah di pekan pertama.
Hal itu dialami dua klub, yakni Juventus pada 1932/33 dan 1974/75 dan Torino di 1942/43 dan 1975/76.
Artinya, Juve punya misi melawan tabu yang telah berlangsung empat dekade jika ingin menyelesaikan musim ini dengan gelar demi merangkai lima scudetto berurutan.
Perubahan Sikap
Tabu bukan hanya dihadapi Juventus. Sang tuan rumah, Roma, penasaran ingin meraih kemenangan perdana atas I Bianconeri di liga dalam dua musim ke belakang.
Penantian itu terbentang sejak Roma ditangani Rudi Garcia mulai musim panas 2013. Dalam empat bentrokan, Sang Serigala menelan tiga kekalahan dan memetik satu hasil imbang.
Garcia boleh pede pasukannya kali ini melakoni saat-saat terbaik guna menghapus tabu itu. Secara materi, Juve kini kehilangan Carlos Tevez, sang pencetak tiga gol dalam dua pertemuan terakhir ke gawang Roma.
Garcia juga mendapati titik-titik lemah yang berada di skuatnya sudah diisi personel anyar top. Walau tak mencetak gol di pekan perdana, Edin Dzeko dipuji tampil bagus.
Striker Bosnia itu melepas tembakan terbanyak dalam pertandingan (6 kali) dan menyuplai assist buat gol Alessandro Florenzi.
"Edin melakoni babak pertama yang baik dan punya peluang emas di akhir laga. Jangan lupa, dia baru tiba dan hanya mencicipi satu partai uji coba sebelumnya," ujar Garcia kepada Sky Italia.
Berkaca dari duel di Verona, Garcia meminta pasukannya meningkatkan suplai ke lini depan, meningkatkan efisiensi peluang, dan memaksimalkan penguasaan bola.
Garcia bisa berharap tambahan kekuatan bek kiri anyar, Lucas Digne, dan kembalinya Maicon dari cedera di sisi berlawanan memperbesar kans meraih kemenangan perdana atas Juve sejak Februari 2013.
Di lain pihak, Allegri juga berharap perubahan sikap anak buahnya usai kekalahan dari Udinese.
Problem paling nyata tampak dari kegagalan Allegri menemukan pengganti Andrea Pirlo sebagai sentral pergerakan dan pengatur permainan dari pusat lapangan setelah Claudio Marchisio cedera.
Simone Padoin gagal menjalankan tugas itu.
Allegri disebut bakal menggeser Paul Pogba ke posisi tersebut di markas Roma nanti.
Si nomor 10 anyar Bianconeri diharapkan memperbaiki penampilannya di pekan pertama. Saat itu, Pogba 26 kali kehilangan bola dan 11 operannya meleset dari sasaran.
Kinerja Pogba cs. di lini tengah vital buat menyuplai sektor ofensif Juventus, yang gagal bikin gol ke gawang Udinese. Untung bagi Juve, mereka siap menyambut kembalinya Alvaro Morata ke susunan sebelas awal.
Penyerang Spanyol itu pulih dari cedera betis yang menerpa sejak awal bulan ini.
Jika serangan tim mentok, Allegri pun kini sudah punya senjata rahasia dalam rupa pemain anyar, Juan Cuadrado.
Kedua kubu sepakat bahwa pertemuan mereka belum layak disebut final.
Namun, hasil positif atas sesama kandidat juara bakal menjadi suntikan motivasi raksasa guna bangkit dari kegagalan di pekan pembuka.
Penulis: Beri Bagja