Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Federasi sepak bola Rusia akhirnya menolak klaim Emmanuel Frimpong bahwa dia telah diperlakukan secara rasis. Sebaliknya, mantan pemain Arsenal itu malah dikenai larangan bermain dua kali.
Komite disiplin mengatakan pihaknya tak menemukan bukti rasisme setelah gelandang Ufa itu mengaku menjadi sasaran nyanyian disertai kata monyet dalam pertandingan timnya melawan Spartak Moskva, Jumat (17/7/2015). Pemain berumur 23 tahun itu diusir dari lapangan setelah mengangkat jari tengah kepada penonton, menanggapi perilaku yang dia anggap berbau rasisme.
"Inspektur dan delegasi pertandingan tak mencatat adanya pelanggaran disiplin oleh pendukung Spartak terhadap Frimpong dalam laporan pertandingan." kata kepala komite disiplin, Artur Grigoryants, seperti dikutip oleh Team Talk.
"Tidak ada kasus rasisme. Kami tak punya dasar untuk mengambil sanksi disipliner terhadap Spartak." Sementara itu, Frimpong diganjar skorsing dua pertandingan lantaran membuat aksi provokatif, yaitu mengacungkan jari tengahnya.
Gelandang berkulit hitam itu telah meminta maaf atas reaksinya. Dia juga telah dipanggil untuk menghadiri sidang tapi tidak datang.
Alexander Meytin, direktur keamanan liga juga menyatakan pihaknya tak menemukan bukti pelecehan yang diklaim oleh Frimpong.
"Kamera-kamera video tidak menangkap bukti dari gestur-gestur apapun. Tak ada gerakan yang ditujukan kepada pemain," kata Meytin dalam wawancara dengan situs Championat.com.