Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Neville Optimistis Tentang Masa Depan Valencia

By Sabtu, 29 Agustus 2015 | 12:48 WIB
Alvaro Negredo, harus menunjukkan ketajaman jika tak ingin dipinggirkan. (Manuel Queimadelos Alonso/Getty Images)

Tak mudah meninggalkan zona nyaman di negara sendiri untuk kemudian merantau ke negeri orang. Namun, jika seseorang sampai berani melakukannya, berarti memang ada hal istimewa yang ditawarkan di tempat baru tersebut.

Phil Neville tengah menikmati statusnya sebagai selebritas layar kaca melalui celetuk dan komentar uniknya di BBC One. Namun, pada musim panas kemarin, dirinya menyetujui saat menerima tantangan untuk menjadi asisten pelatih Valencia.

Saudara kandung Gary Neville itu memang mengantongi lisensi kepelatihan UEFA B. Persyaratan yang kemudian membawanya menjabat sejumlah posisi, termasuk asisten bagi Stuart Pearce di timnas U-21 Inggris, dan tangan kanan David Moyes di Manchester United.

Mengapa Valencia? Rasanya sulit untuk menangkis kabar bahwa kepindahan ke Mestalla ialah akibat campur tangan Peter Lim, pemilik Los Ches yang kebetulan juga membeli 50% saham Salford City. Tim yang disebut terakhir adalah klub hasil patungan Phil, Gary, Ryan Giggs, Paul Scholes, dan Nicky Butt, rekan sesama jebolan akademi Manchester United, yang beken dengan sebutan Class of 92 itu.

"Saya tak akan meninggalkan Inggris jika bukan untuk Valencia. Saya ingin menjadi bagian dari proyek ambisius Peter Lim. Saya sangat menikmati keberadaan di atas lapangan, bekerja sama dengan para pemain, karena di sinilah keahlian saya," ungkap mantan bek Three Lions itu, seperti dikutip The Straits Times.

Di mata Phil, Valencia memiliki materi pemain yang punya potensi besar untuk menuai prestasi optimal. Bukan lantaran kehadiran bintang macam Alvaro Negredo atau Pablo Piatti, tapi justru karena deretan pemain muda yang menghuni skuat Ches. Kumpulan pemain spesial yang dianggapnya bakal memegang peran penting dalam perjalanan Valencia di La Liga 2015/16.

"Atletico membuktikan bahwa dengan skuat muda penuh talenta dan rasa lapar di antara mereka, La Liga bisa direbut. Di Valencia kami juga mempunyai mentalitas serupa. Klub ini dinaungi energi positif yang membubung setelah meraih posisi keempat pada musim lalu. Saya pikir saat ini cukup masuk akal dengan materi yang kami punya," ujar Phil.

Ancaman Negredo

Pada musim 2013/14 Atletico membuktikan kepada dunia bahwa kumpulan bocah-bocah muda, seperti Thibaut Courtois, Koke, dan Diego Costa, bisa mendorong Los Colchoneros ke tangga paling atas Primera Division. Meski suksesnya dibarengi kemerosotan kualitas Barcelona dan Real Madrid, tapi faktanya ada klub yang bisa memutus dominasi kedua raksasa itu.

Pada musim lalu, Valencia menyandang status klub termuda. Tak hanya di Spanyol, tapi di antara lima liga terbesar Eropa. Rata-rata usia para pemainnya cuma 24,06 tahun. Umur Shkodran Mustafi (23), Joao Cancelo (21), Paco Alcacer (21), Jose Gaya (20), Rodrigo Moreno (24), dan Andre Gomes (21) bahkan di bawah rata-rata angka itu.

Memasuki musim ini, rata-rata tersebut masih terjaga, seturut perekrutan sejumlah muka baru dengan usia jauh lebih muda. Sebut saja Santi Mina, Zakaria Bakkali, dan Danilo, yang samasama masih berumur 19 tahun. Sebaliknya, dibarengi penjualan pemain "tua" semodel Nicolas Otamendi (27) dan Victor Ruiz (26).

Ketika melakoni sepak mula pekan perdana La Liga, akhir pekan lalu, Nuno bahkan memainkan tujuh pemain di bawah 23 tahun, yakni Mathiew Ryan (23), Mustafi (23), Ruben Vezo (21), Cancelo (21), Danilo (19), De Paul (21), dan Mina (19). Nuno juga memasukkan Bakkali (19) dan Rodrigo (24) pada babak kedua.

Memang, hasil akhir dari lawatan ke rumah Rayo Vallecano itu gagal berujung dengan raihan tiga poin setelah Ches ditahan imbang tanpa gol. Namun, Nuno, disokong Phil sebagai asistennya, kembali memberi penegasan bahwa kelelawar-kelelawar muda Mestalla bisa berbicara banyak di panggung sebesar La Liga.

Jika Nuno meneruskan tren itu dalam pekanpekan ke depan, pemain yang paling terancam jelas Alvaro Negredo. Maklum, bomber berusia 30 tahun itu belum juga menemukan ketajamannya di muka gawang lawan. Meski sukses masuk papan skor saat Valencia bertamu ke AS Monaco dalam ajang leg kedua play-off Liga Champion, tapi gol terakhirnya dari hanya 5 gol bersama Valencia datang pada bulan April silam. Jika tak juga menambah koleksi golnya, pos striker utama hampir pasti akan diberikan untuk Paco Alcacer.

Penulis: Sapto Haryo Rajasa

SUARA KOMUNITAS

Spekulasi Tanpa Hasil

Dilihat dari statistik pertandingan yang berakhir dengan skor 0-0 ketika menghadapi Rayo pada pekan perdana, permasalahan yang cukup nyata terdapat pada lini depan Valencia yang tak mampu memaksimalkan peluang menjadi gol. Kala itu, pelatih Valencia, Nuno Santo, dinilai cukup spekulatif dalam meracik komposisi pemain dengan lebih memilih Negredo dan mencadangkan Paco Alcacer di posisi penyerang tunggal Valencia.

Alhasil, Negredo yang tak kunjung menemukan performa terbaiknya gagal memenuhi ekspektasi. Di posisi lain, Santi Mina dipercaya sebagai starter menggantikan Sofi ane Feghouli. Mina yang notabene adalah striker murni justru ditarik ke samping sebagai winger. Di sektor tengah pun Nuno tidak menurunkan Dani Parejo, alih-alih memainkan Danilo sebagai playmaker. Semua itu disebabkan faktor Valencia tengah mempersiapkan diri menghadapi AS Monaco di leg kedua playoff Liga Champion. Jalannya pertandingan cukup membosankan dengan minimnya peluang dan tanpa terciptanya gol.

Luvi Alvarrell - Valencianista Indonesia Ciamis