Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Rafael Benitez dan Cristiano Ronaldo kembali masuk dalam pusaran gosip. Benarkah hubungan antara pelatih dan penggedor utama Madrid itu memburuk?
Berita keretakan hubungan keduanya diembuskan oleh media setelah Los Blancos ditahan imbang tanpa gol oleh Sporting Gijon pada akhir pekan lalu. Menariknya, kabar itu justru datang dari awak pers yang berbasis di Kota Madrid.
Marca misalnya, mengklaim punya info rahasia bahwa Ronaldo tidak nyaman dengan strategi rancangan Benitez. Koran yang sudah berdiri selama 76 tahun itu juga menyebut CR7 kurang bisa terima dengan keputusan sang pelatih menjadikan Gareth Bale sebagai pusat serangan tim.
Benitez diisukan sudah menetapkan bahwa posisi terbaik buat Bale ada di sayap kiri sesuai kaki terkuatnya. Hanya, Ronaldo ogah dipindahkan karena selama ini ia bersinar terang di pos itu.
As ikut menaburkan bumbu. Koran itu memakai judul "Labirin Benitez" di halaman muka edisi awal pekan untuk menggambarkan kebingungan sejumlah pemain senior terkait peran Bale sebagai playmaker.
Bintang asal Kolombia, James Rodriguez, juga disebut kesal karena dicadangkan di laga pembuka musim kontra Gijon. Menurut As, Rodriguez merasa layak menjadi starter karena dialah pemain paling subur klub pada pramusim dengan dua gol.
Media sosial ikut bergelora. Cuplikan video pada menit ke-12 laga melawan Gijon, ketika Ronaldo mengangkat tangan saat Bale yang sambil terjatuh berusaha menembak bola ke gawang kosong, dijadikan pertanda bahwa ada yang tidak beres dengan mereka.
Catatan operan antara Bale dan Ronaldo dijadikan penegas. Pada babak pertama, Bale hanya melepas satu operan ke arah CR7. Ronaldo malah sama sekali tidak mengoper bola ke rekannya itu.
Zidane?
Namun, bila melihat permainan di El Molinon pada akhir pekan lalu, Madrid sebenarnya tampil bagus. Luka Modric cs. mulai memperlihatkan keseimbangan sebagaimana yang beberapa kali disebut oleh Benitez sebagai gaya yang ingin diciptakannya di Los Merengues.
Madrid hanya menjadi bulanbulanan karena gagal mencetak gol dan menang. Padahal, faktor dewi fortuna bisa jadi punya peran mengingat Madrid nyatanya bisa melepas 25 tembakan dengan delapan di antaranya tepat mengarah ke gawang tuan rumah.
Sepanjang laga, kuartet lini depan Madrid dalam formasi 4- 2-3-1 juga senantiasa berpindah posisi. Permutasi itu jarang terlihat pada era pelatih sebelum Benitez.
Sesekali memang masih terlihat penumpukan di posisi yang sama, seperti antara CR7 dan Bale di sektor kiri. Hanya, hal itu bisa dipahami karena taktik tersebut masih baru bagi pemain-pemain Madrid.
Isco cs. butuh waktu untuk menerapkan sepenuhnya keinginan Benitez di lapangan. Bila hal itu sudah terjadi, performa Si Putih ke depannya diyakini lebih dahsyat.
"Kami semakin membaik seiring dengan berjalannya waktu. Kami belajar, berlatih, dan menjadi lebih baik. Dengan berlalunya satu laga ke laga lain, kami menjadi unit yang lebih kuat," kata Bale.
Eks pemain Tottenham itu berharap fans bersabar.
"Sudah jelas bahwa kami ingin menjadi tim ofensif. Kami harus memperbaiki lini belakang, tapi terus berusaha menjadi tim dengan permainan memikat dan selalu mencoba memenangi semuanya. Kami baru memainkan partai pertama La Liga musim ini. Kami tidak mencetak gol, tapi saya 100 persen yakin bahwa kami akan bisa mencetak banyak gol," ujar Bale.
Seperti ucapan Bale, kata "krisis" boleh mulai disingkirkan karena toh masih ada 37 pekan lagi untuk dilakoni. Sedikit pelajaran bisa diambil dari kekacauan Barcelona pada paruh pertama musim debut kepelatihan Luis Enrique. Pada akhirnya Barca berhasil menjadi juara La Liga.
Bagaimana dengan kerasnya media Madrid terhadap Benitez? Mungkinkah sikap bermusuhan itu merupakan konstruksi untuk memusuhi sang pelatih?
Jika benar demikian, sulit untuk tak menyertakan Florentino Perez dalam hal itu. Bukan rahasia lagi betapa sang presiden kerap memakai media untuk menghantam pihak yang hendak disingkirkannya seperti pernah terjadi pada Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, dan Iker Casillas.
Benitez sendiri pernah terlibat perbedaan pendapat dengan Perez terkait keinginan sang presiden membeli Sergio Aguero. Benitez bersikukuh meminta agar Alvaro Morata yang didatangkan ke Santiago Bernabeu. Perselisihan itu sempat dipanaskan rumor bahwa Zinedine Zidane sudah disiapkan untuk mengambil alih posisi Benitez musim depan.
Penulis: Andrew Sihombing