Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Banyak pelatih, pemain, atau pengamat sepak bola sepakat bahwa kompetisi tak hanya ditentukan oleh hasil sebuah pertandingan.
Hasrat Juventus mencatat quintrick (juara liga dalam lima musim beruntun) pun tetap membara kendati di pekan pembuka Serie A 2015/16 kalah 0-1 dari Udinese.
“Serie A bukanlah perlombaan lari 100 meter, tapi maraton. Butuh kesabaran untuk menemukan ritme yang bagus,” tulis pelatih Juventus, Massimiliano Allegri di Twitter.
Eks kiper timnas Italia, Angelo Peruzzi, juga menyebut bahwa pertemuan antara dua klub yang pernah dibelanya, yakni Roma vs Juventus, Minggu (30/8), bukan merupakan final. Hanya, Peruzzi menambahkan bahwa pemenang duel itu bisa memperoleh kepercayaan diri lebih.
“Saat musim dimulai, semua berawal dari nol. Juve maupun Roma telah berubah dan butuh beberapa pekan untuk menemukan keseimbangan,” kata Peruzzi di Tuttojuve.
Roma paham betul soal perkataan Peruzzi. Salah satu alasan kenapa Tim Serigala hanya menduduki posisi runner-up pada dua musim terakhir adalah karena mereka selalu gagal menaklukkan Juventus.
Pada 2013/14, Roma takluk 0-3 dan 0-1 dalam sepasang bentrokan dengan Juventus di Serie A. Tim Serigala musim lalu kalah lagi 2-3 di rumah Juve, dan hanya meraup hasil 1-1 kala memainkan laga di Olimpico.
Jika ingin mewujudkan mimpi meraih scudetto, salah satu tahapan yang mesti dicapai Roma adalah membuat Juventus bertekuk lutut. Upaya menuju ke sana sudah ditempuh Tim Serigala jika menilik manuver mereka di bursa transfer. Pelatih Rudi Garcia sudah mendapatkan bomber sejati (Edin Dzeko) sekaligus bek kiri baru (Lucas Digne).
Sektor penjaga gawang juga diperkuat seiring kedatangan Wojciech Szczesny yang dipinjam dari Arsenal. Szczesny langsung tampil mengilap di laga debut bersama Tim Serigala. Ia membuat sejumlah penyelamatan penting saat klub kebanggaan ibu kota Italia itu ditahan imbang Verona 1-1 di pekan pembuka Serie A 2015/16.