Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Robin van Persie telah mengucapkan selamat tinggal pada Manchester United seiring transfernya ke klub jagoan Turki, Fenerbahce. Akan tetapi, ia tak lupa melepas beberapa kritik tajam tentang perlakuan Louis van Gaal menjelang kepergian ke Turki.
Van Persie (31) mengaku tak diberi kesempatan pada musim panas ini oleh Van Gaal, mantan bosnya di timnas Belanda.
"Saya tahu Louis sebagai pelatih timnas dan kini saya tahu ia sebagai pelatih klub," ujar sang striker kepada Sunday Times, seperti dikutip Eurosport. "Ada banyak perbedaan."
Pada wawancara yang sama, ia juga mengonfirmasi tentang berita bahwa Van Gaal menyatakan jasa sang pemain tak diperlukan lagi dalam sebuah sesi bermain golf bulan lalu.
Hal tersebut pun terbukti nyata ketika United kembali latihan sebelum berangkat ke Amerika Serikat.
"Saya kira saya akan bisa mendapat kesempatan seperti ketika ia pertama kali menukangi Belanda. Ia pernah mengatakan saya sebagai striker ketiga, tapi saya berlatih keras dan merebut hatinya sehingga menjadi starter dan kapten tim nasional," ucapnya.
"Namun, kali ini berbeda. Saya tak diberi kesempatan. Saya langsung dilempar bersama pemain cadangan. Alhasil, saya memutuskan untuk melanjutkan karier," tutur pria kelahiran Rotterdam tersebut.
Sang striker melanjutkan bahwa hubungannya dengan Van Gaal mulai menurun kala ia tak dipakai ketika United kalah 0-1 melawan Chelsea pada medio April.
"Laga tersebut menjadi sinyal pertama bahwa keadaan telah berubah. Atmosfer antara saya dan Van Gaal berubah dan banyak yang melihat. Namun, ketika itu saya tak berpikir untuk pindah. Saya dan anak-anak senang di Manchester," kata Van Persie.
Selain itu, Van Persie juga berbicara mengenai ketidakmampuan LvG memanajemen kebugarannya. Musim lalu, Van Persie mencetak 10 gol dari 25 start dan catatan larinya (11,5 km/laga) adalah salah satu yang terbaik sepanjang karier. Akan tetapi, keadaan di balik layar menunjukkan sebaliknya.
"Piala Dunia sangat intens, secara fisik dan mental, apalagi bagi seorang kapten seperti saya," ujar Van Persie. "Mungkin saya perlu istirahat lebih sebelum musim bergulir. Mendekati tahun baru, saya bermain tiga kali dalam enam hari. Laga-laga penuh selama 90 menit. Engkel saya membengkak, tapi saya terus berusaha bermain memakai pemati rasa demi tim," ujar Van Persie.
Ia pun mengutarakan bahwa di bawah Sir Alex Ferguson pada tahun pertamanya di Old Trafford, ia tak akan dipaksakan seperti itu, apalagi dengan riwayat cedera yang didapatnya selama membela di Arsenal.
"Pelatih seperti Sir Alex dan Arsene Wenger punya trik tersendiri. Sir Alex tahu cara menangani Rio Ferdinand, Ryan Giggs, atau Paul Scholes. Mungkin, itu sebabnya mereka bermain sangat lama. Arsene tahu bagaimana menangani Bergkamp. Hal tersebut merupakan keterampilan manajerial dan tak semua pelatih punya itu," tuturnya seraya menyindir LvG.