Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Inter melewati salah satu musim terburuknya di Serie A musim lalu. Tim Biru Hitam finis di peringkat delapan dengan selisih 32 poin dari tim juara, Juventus.
Demi misi bangkit dari trauma tersebut, Inter bergerak aktif di bursa transfer musim panas. Sejumlah rekrutan berkelas diyakini membuat Inter menjadi tim tangguh, setidaknya di atas kertas.
Namun, perkembangan terakhir bisa jadi membuat fan Inter galau. Dalam laga persahabatan kontra Galatasaray misalnya, tim asuhan Roberto Mancini tetap kalah 0-1 kendati diperkuat mayoritas pemain terbaiknya. Terakhir, Nerazzurri cuma bermain imbang tanpa gol melawan AEK Athens pada akhir pekan lalu.
Mancini sepertinya masih belum menemukan formasi dan komposisi andalannya. Pelatih berusia setengah abad ini misalnya, masih berganti-ganti skema dari 4-4-2, 4-2-3-1, dan 4-3-1-2.
Kebingungan ini tak boleh berlarut-larut. Inter punya kesempatan untuk melakukan start kencang di Serie A musim ini.
Satu-satunya lawan berat dalam lima partai pembuka terjadi di pekan ketiga kontra tim sekota, Milan. Sisanya, Mauro Icardi dkk. hanya berhadapan dengan Atalanta, Carpi, Chievo, dan Verona.
PR Ketajaman
Mancini punya PR soal ketajaman tim asuhannya. Setelah mencetak delapan gol dalam dua partai persahabatan, La Beneamata tak bisa mengukir gol dalam enam laga pramusim berikutnya dan dan cuma membukukan tiga gol dalam sepasang pertandingan lain.
Padahal, Inter sudah mendapatkan tambahan amunisi sekelas Stevan Jovetic. Pemain asal Montenegro ini diyakini bakal mengurangi beban gol dari pundak Icardi, yang musim lalu mencetak 22 gol di Serie A.