Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Terpuruk dalam dua musim beruntun, lalu meraih scudetto pada musim berikutnya. Milan jelas berharap siklus tersebut kembali mereka alami.
Prestasi Milan terjun bebas pada Serie A 1996/97 dan 1997/98. Il Diavolo Rosso (Setan Merah) berturutturut hanya finis di posisi ke-11 dan 10.
Namun, pada 1998/99 mereka sanggup naik sembilan anak tangga dan mengakhiri musim sebagai kampiun Serie A. Rahasia lesatan Milan ada tiga, yakni penunjukan pelatih baru (Alberto Zaccheroni), penguatan sektor belakang (membeli Thomas Helveg), serta perekrutan bomber haus gol (Oliver Bierhoff).
Milan kini mencoba mereplika resep 17 tahun silam yang telah terbukti manjur dalam menghadirkan kesuksesan. Terjerembab di urutan kedelapan dan ke-10 klasemen dalam dua musim terakhir membuat Il Diavolo jengah.
Langkah pertama sudah diwujudkan manajemen Milan dengan mendepak Filippo Inzaghi dari kursi pelatih dan menggantinya dengan Sinisa Mihajlovic.
“Target utama kami adalah finis di tiga besar. Namun, berbekal skuat yang kini kami miliki plus dua pembelian lagi, kami bisa menyasar tempat yang lebih tinggi. Saya tak akan menyebut nama,” ujar Mihajlovic beberapa waktu silam.
Meski Miha tak mau menyebut nama, dua figur yang ada di pikirannya sangat mudah diterka, yakni Alessio Romagnoli dan Zlatan Ibrahimovic.
Romagnoli sudah berada dalam genggaman Milan. Pemuda berusia 20 tahun itu adalah anak kesayangan Mihajlovic semasa mereka berdua mengusung panji Sampdoria.
Romagnoli dipercaya akan menjadi solusi dari kebocoran yang selama ini terus melanda lini belakang Milan. Julukannya keren, yakni Alessandro Nesta baru.
Bomber Ganas