Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Batalnya laga final Piala Polda antara Persis vs PSIS, Sabtu (11/7), karena tak mendapat izin dari pihak keamanan seakan menunda hasrat Saddam Husein untuk mengangkat trofi bagi Persis. Namun, sang penyerang tetap berpikir positif. Setidaknya, ia bisa pulang lebih awal ke kampung halamannya, Sumbawa Barat.
Bila laga final digelar sesuai dengan jadwal awal, mudik Saddam bakal lebih mepet. Pasalnya ia masih harus menyelesaikan laga lanjutan yang rencananya digelar di Semarang pada Selasa (14/7).
“Bila ada pertandingan lanjutan, kepulangan saya ke Sumbawa bakal mepet. Biar bagaimana pun saya ingin merayakan Lebaran di kampung halaman,” ujar Saddam.
Saddam mengakui tak ingin melewatkan hari-hari kemenangan bagi umat Muslim. Menurut striker berusia 24 ini, masyarakat kampungnya di Goa, Jereweh, memiliki tradisi unik setiap Lebaran. Mereka berkeliling kampung dan kota di malam takbiran.
“Saat malam takbiran, kami akan berkumpul lebih dulu di masjid. Dari anak-anak, remaja, sampai anak muda seusia saya akan bertakbiran keliling kampung dengan membawa obor. Saat takbiran, semua lampu di rumah-rumah dan jalan harus dimatikan. Hanya nyala obor yang menerangi,” katanya.
Usai keliling kampung, mereka melanjutkannya dengan keliling kota naik bus atau truk. Kegiatan itu dilakukan sampai larut malam.
“Biasanya selesai selepas tengah malam. Kami tidak langsung pulang tapi semua berkumpul di lapangan terbuka. Ini saat-saat yang ditunggu. Pasalnya, tetangga akan saling mengirim makanan,” tutur Saddam, yang mengoleksi empat gol di Piala Polda Jateng.
Uniknya mereka tidak tidur sampai menunggu Salat Ied di lapangan. Usai salat, Saddam dan temanteman bersilaturahmi ke semua tetangga. Kunjungan ke rumah-rumah kerabat baru dilaksanakan pada hari kedua.