Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Liverpool punya kepedulian luar biasa untuk membantu orang-orang yang mengalami kebutaan melalui kampanye Seeing is Believing bersama sponsor utama, Standard Chartered.
Hal ini juga ditunjukkan saat The Reds menjalani tur pramusim di Bangkok. Sekitar 50 murid Bangkok School For The Blind mengikuti sesi klinik kepelatihan yang digelar Liverpool bekerja sama dengan Standard Chartered, Selasa (14/7/2015).
Sekitar enam pelatih dari Liverpool memberikan ilmu mengenai sepak bola kepada anak-anak berkebutuhan khusus ini. Meskipun tunanetra, anak-anak yang usianya antara 10 tahun dan 14 tahun itu tampak antusias dan gembira. Mereka terlihat sangat percaya diri.
Mereka memulai latihan dengan melakukan pemanasan mengelilingi lapangan. Anak-anak diminta untuk memegang bahu rekan yang berada di depannya saat mengelilingi lapangan. Setelah itu, mereka diperkenalkan dengan bola yang sudah dimodifikasi. Di dalam bola tersebut ditanamkan bel kecil sehingga menghasilkan bunyi saat bola bergerak. Bunyi ini menjadi penuntun bagi murid saat memainkannya.
Mereka diajarkan bagaimana cara menendang dan menggiring bola. Selain itu, mereka juga diasah kekompakan dengan simulasi permainan saat menyerang. Dengan insting yang dimiliki, beberapa anak terlihat cepat menguasai ketika diminta menggiring bola sampai titik yang ditentukan.
Momen menggembirakan adalah saat anak-anak diminta menggiring bola hingga jarak tertentu, lalu kemudian diharuskan memasukkan bola ke gawang. Saat tiba di titik tembak, anak-anak akan mendengar suara peluit yang ditiup oleh salah satu pelatih. Nah, pelatih ini bertugas sebagai kiper.
Mereka tampak meluapkan kegembiraannya dengan melompat-lompat saat berhasil memasukkan bola ke gawang. Ada pula sukarelawan yang hanyut dalam kegembiraan saat melihat anak yang didampinginya berhasil memasukkan bola. Sukarelawan tersebut melakukan selebrasi dengan mengelap sepatu anak seusai mencetak gol.
Di tengah sesi latihan, Legenda Liverpool, Ian Rush, masuk ke lapangan ikut mengajari anak-anak tersebut. Meskipun cuaca sangat panas, Ian dengan semangat terus bertepuk tangan saat mendampingi anak-anak tersebut menggiring bola. Rush beserta pelatih lainnya pasti melontarkan pujian kepada anak-anak saat berhasil menjalankan tugasnya.