Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tim Transisi Dalami Kerusuhan Piala Kemerdekaan

By Tulus Muliawan - Selasa, 25 Agustus 2015 | 19:15 WIB
Wasit menjadi salah satu korban panasnya persaingan di Piala Kemerdekaan. (Suci Rahayu)

Ketua Tim Transisi, Bibit Samad Rianto, mengatakan timnya tengah menelusuri kerusuhan yang terjadi di sejumlah laga Piala Kemerdekaan. Bahkan, Tim Transisi sudah memutuskan tindakan atas kerusuhan yang terjadi di salah satu kota.

“Kami sudah menerima kabarnya. Sebagian masih kami teliti, tetapi sebagian seperti Solo, sudah kami putuskan,” ujar Bibit, saat ditemui di Gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Selain Solo, kota yang masih mereka teliti antara lain Medan dan Madiun. Ketiga kota itu merupakan tuan rumah Piala Kemerdekaan yang ditunjuk tim transisi.

Di Solo, kericuhan terjadi saat pelatih Persis Solo, Aris Budi Sulistyo, menanduk wasit Wulan Hadi saat bermain imbang 2-2 dengan Persinga Ngawi. Akibatnya, Aris tak lagi diperbolehkan memimpin Persis Solo selama sisa pertandingan.

Belakangan, Aris yang sudah dijatuhi sanksi oleh Tim Transisi, meminta Komisi Disiplin juga menindak wasit. Dia menuding wasit sengaja menyulut amarahnya dengan memberikan beberapa keputusan tak adil selama pertandingan.

Di Madiun, kericuhan terjadi setelah wasit Muklis Ali Fatoni yang memimpin pertandingan Persebo Jaya Bondowoso kontra Madiun Putra FC (MPFC) terkapar. Tak ada yang dapat memastikan penyebab ia terjatuh di laga yang berakhir 0-0 itu.

Menurut penuturan saksi, ia terjatuh setelah dikerubuni oleh sejumlah pemain MPFC. Belakangan, para pemain MPFC menuding Muklis melakukan diving saat terjatuh. Mereka mengaku tak ada yang berkontak fisik dengan wasit.