Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada awal kemunculannya, Ratchanok Intanon langsung mencuri perhatian. Ketika baru menginjak 14 tahun, pebulu tangkis asal Thailand tersebut menjadi kampiun Kejuaraan Dunia Junior 2009 di Alor Setar, Malaysia.
Pada 2013, karier pemain kelahiran 5 Februari 1995 itu makin menanjak. Kala itu, Intanon berhasil menembus final All England, tetapi kalah dari pemain Denmark, Tine Rasmussen, 14-21, 21-16, 10-21.
Pada tahun itu juga, Intanon berhasil meraih gelar superseries pertamanya, yakni di India Terbuka, setelah mengalahkan Juliane Schenk (Jerman) 22-20, 21-14.
Hasil itu menobatkannya sebagai pebulu tangkis putri termuda yang pernah meraih gelar superseries, dengan usia 18 tahun 2 bulan 22 hari.
Aksi Intanon berlanjut pada Agustus 2013 di Kejuaraan Dunia. Dia menjadi pebulu tangkis Thailand pertama yang menjadi juara dunia setelah mengalahkan Li Xuerui (Tiongkok) di final dengan 22-20, 18-21, 21-14.
Kisah sukses Intanon berlanjut di Indonesia Terbuka 2015, Juni lalu. Mengalahkan Yui Hashimoto (Jepang) 21-11, 21-10 pada laga final, pebulu tangkis 20 tahun tersebut meraih gelar superseries premier pertamanya.
Namanya pun disejajarkan dengan pebulu tangkis papan atas dunia, di antaranya Li Xuerui, Wang Yihan (Tiongkok), Wang Shixian (Tiongkok), Saina Nehwal (India), dan Carolina Marin (Spanyol).
Intanon kini menempati peringkat kelima ranking dunia. Dia jadi salah satu penantang terkuat pada Kejuaraan Dunia 2015 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 10-16 Agustus.
Intanon akan langsung turun pada babak kedua, menghadapi pemenang antara Lyddia Yi Yu Cheah (Malaysia) dan Ozge Bayrak (Turki).
Ikuti perkembangan berita ini dalam liputan khusus: