Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kekalahan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada babak semifinal Kejuaraan Dunia 2015 masih menyisakan kekecewaan. Mereka mampu mendominasi permainan pada gim pertama dan kedua, namun takdir lebih berpihak kepada Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok).
Menurut Kabid Binpres PP PBSI, Rexy Mainaky, kekalahan Tontowi/Liliyana di semifinal sebagai hal yang wajar. Yang terpenting saat ini adalah evaluasi setelah turnamen berakhir.
"Kemenangan China hanya karena faktor luck (keberuntungan) karena seluruh permaianan di kuasai owi/Butet (sapaan akrab Tontowi/Liliyana). Posisinya kan sudah game (point), permainan juga dikuasai Owi dan Butet. Saandainya dia bisa bersabar, mungkin hasilnya bisa lebih baik. tetapi inilah yang dialami Owi dan Butet," ujar Rexy.
"Saya pernah merasakannya ketika masih menjadi pemain. Ini ahal yang wajar. Mungkin pada gim ketiga dia (Owi) masih terpengaruh dengan gim kedua, sehingga tidak bisa berkembang," lanjut Rexy saat ditemui dalam acara bertajuk Yonex The Legends Vision di Jakarta, Senin (17/8/2015).
Tontowi/Liliyana tampil mengesankan pada gim pertama. Meski mendapat perlawanan ketat, mereka mampu mengontrol permainan dan menutupnya dengan skor 22-20.
Pada gim kedua, Tontowi/Liliyana sudah sangat dekat dengan kemenangan. Mereka lebih dulu menyentuh angka 20, tetapi Zhang/Zhao bisa menyamakan kedudukan dan menang 23-21.
Sayangnya, Tontowi/Liliyana terlambat start pada gim ketiga. Tiongkok pun mendominasi laga dan mengakhirnya dengan kemenangan yang cukup jauh, 21-12.
"Saya rasa dari segi mental Owi/Butet sudah sangat prepare. Saya sudah bilang ke owi, permainan, pukulannya di gim ketiga sudah sangat berbeda dengan gim kedua. waktu gim pertama dan kedua permainan owi/Butet sangat dominan dan jauh lebih baik ketimbang di pertemuan sebelumnya," tutur Rexy.