Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam waktu setahun terkini, pasangan Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii menjadi salah satu kekuatan utama di sektor ganda putri bulu tangkis dunia. Puncaknya saat mereka meraih medali emas Asian Games Incheon 2014.
Nitya/Greysia juga tampil menjanjikan di Kejuaraan Dunia 2015 dengan menyumbang medali perunggu buat Merah-Putih. Semua itu tak lepas dari kehadiran pelatih Eng Hian di pusat pelatihan bulu tangkis Cipayung sejak awal 2014.
Dalam forum diskusi bertema 'Bulu Tangkis Indonesia Setahun Menuju Olimpiade' yang digelar di Menara Bank Mega, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2015), Eng Hian berbicara banyak mengenai rahasia suksesnya.
"Waktu pertama diajak ke Cipayung saya lihat mindset (pola pikir) para ganda putri belum terbentuk. Saya ajak bicara untuk mengetahui apa motivasi mereka, apa tujuan mereka. Ketika mulai memahami mereka, program apapun yang saya terapkan akan mudah diterima," tutur Eng Hian.
Menurut pria yang akrab disapa Didik itu, setiap pelatih punya kiat-kiat tersendiri untuk menangani atlet-atlet binaannya. Namun, yang terpenting pelatih harus memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing atlet.
"Saya lebih melihat ke proses pembinaan. Saya harap ke depannya PBSI bisa menerapkan program latihan yang sama antara di pelatnas dan di klub. Terkadang karena jadwal pertandingan di level nasional terlalu banyak, program latihan di klub jadi tidak ada," ujar pelatih berusia 38 tahun itu.
Saat masih berkarier sebagai pemain, Eng Hian lebih banyak bermain di sektor ganda putra bersama Flandy Limpele. Salah satu prestasi terbaiknya adalah meraih medali perunggu di Olimpiade Athena 2004.