Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Secara keseluruhan La Liga bersanding sejajar dengan Serie A sebagai kompetisi penyuplai juara terbanyak di pentas Liga Europa. Dengan masingmasing sembilan gelar, termasuk saat turnamen bernama resmi Piala Fairs dan Piala UEFA, Spanyol dan Italia unggul atas Inggris (7 gelar), Jerman (6), dan Belanda (4).
Kendati demikian, jika mengerucutkan kejuaraan, yang kerap disebut sebagai ajang kelas dua, ke 10 edisi terakhir, akan terungkap fakta bahwa La Liga adalah sang penguasa tunggal.
Bagaimana tidak, dalam kurun satu dekade itu, La Liga mengirim enam juara, meski hanya diwakili oleh Sevilla (4 trofi) dan Ateltico Madrid (2).
Dalam rentang yang sama, empat gelar lain dibagi rata oleh Inggris, Portugal, Ukraina, dan Rusia. Ya, tak ada satu pun titel yang jatuh ke tangan klub-klub asal Italia atau Jerman, dua negara yang dianggap sebagai kekuatan besar sepak bola antarklub Eropa.
Awalnya Italia, Inggris, maupun Jerman mungkin tertawa kecil melihat Spanyol merajalela di ajang yang kurang populer dari pemberitaan itu. Namun, kini mereka tampak harus gigit jari lantaran keseriusan Sevilla dkk. membuat La Liga melaju pesat dalam koleksi wakil La Liga di Liga Europa 6 dari 10 Edisi Itu Bukti nilai pada daftar peringkat koefisien UEFA.
Dengan total nilai 84.285, La Liga unggul jauh atas Jerman, Inggris, dan Italia, yang kumpulan poinnya hanya berkisar di angka 60 ribuan. Jarak itu relatif aman dan akan sangat sulit dikejar dalam waktu dekat oleh para pesaingnya.
Sevilla, peraih gelar LE dalam dua musim terakhir, kini naik kelas ke Liga Champion. Tiket bersejarah itu memungkinkan La Liga terjun dengan lima wakil di LC. Akan tetapi, lantaran kuota total tujuh klub per negara di LC dan LE, La Liga harus merelakan satu jatah LE yang biasanya diraih sang juara Copa del Rey.
Untuk musim ini, La Liga diwakili oleh Villarreal (fase grup) dan Athletic Bilbao (playoff). Jatah tiga tim di LE masih mungkin tercipta apabila Valencia, yang tampil di play-off LC, gagal menembus fase grup LC dan terlempar ke fase grup LE.
Soal determinasi dan totalitas untuk menyeriusi pergelaran LE, baik Villarreal maupun Bilbao jelas tak perlu disangsikan. Namun, soal kedalaman skuat, Bilbao tampak memiliki kans untuk menuai prestasi yang lebih tinggi. Tentu dengan catatan mereka harus lebih dulu menyingkirkan Zilina di play-off.
Kecuali di fase knock-out nanti Sevilla atau Valencia ikut bergabung sebagai lungsuran dari LC, kecil kemungkinan La Liga bertahta untuk ketiga kali secara beruntun.