Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bantuan FIFA Goal Project yang diberikan FIFA kepada PSSI tahun lalu, dipastikan tidak ada korupsi. Dalam memberikan bantuan, sejak awal organisasi sepak bola tertinggi di dunia itu tidak memberikannya dalam bentuk uang, melainkan langsung berupa program pembangunan fisik.
Lantaran tak ada uang yang mengalir ke kantung PSSI, maka diyakini 100% tidak ada sepeser pun peluang adanya korupsi dilakukan oleh oknum PSSI. “Semuanya langsung dari FIFA ke kontraktor, tanpa lewat kami sedikit pun,” kata Azwan Karim, Sekjen PSSI.
Dalam pengerjaannya, bantuan dari FIFA itu murni dilakukan oleh kontraktor yang ditunjuk oleh organisasi sepak bola tertinggi di dunia itu. Nilai kontrak dalam membuat lapangan tersebut sebesar 499.800 dolar AS atau sekitar 6,736 miliar rupiah.
FIFA langsung membuat tender dengan kontraktor kelas dunia. Ada kontraktor dari Indonesia yang mengikuti tender, namun tidak memenangkan proyek itu.
“Bidding-nya dilakukan di Zurich Swiss dan akhirnya dimenangkan oleh Edel Grass, sebuah kontraktor dari Belanda. Merekalah yang membangunnya dengan bekerja sama dengan sub kontraktor dari Indonesia. PSSI, sama sekali tidak bersinggungan dengan urusan kontrak itu. Kami hanya mengawasi pembangunannya,” kata Chandra Solehan, Direktur Sarana dan Prasarana PSSI.
Bahkan saat menunjuk rekanan lokal pun, Edel Grass, sang pemenang tender asal Belanda, langsung menunjuk rekanan mereka sendiri di Indonesia. PSSI, lagi-lagi hanya menjadi pengawas program tersebut. “Lebih baik begini karena tidak curiga-mencurigai dan kami bisa lepas dari segala tuduhan yang bukan-bukan,” kata Chandra.
Bantuan yang datang langsung dari FIFA berwujud karpet artificial turf pun tak mendapatkan diskon pajak dari pemerintah RI. Bea masuk barang bantuan itu ditanggung 100 persen oleh PSSI, tanpa mendapatkan kemudahan.