Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Klub Peserta Piala Kemerdekaan Merugi

By Tulus Muliawan - Rabu, 29 Juli 2015 | 20:40 WIB
Ilustrasi: kontestan Piala Kemerdekaan. (Gonang Susatyo)

Rencana Tim Transisi menggelar Piala Kemerdekaan pada Minggu (2/8/2015) gagal. Penyebabnya, tidak semua klub mampu memenuhi data verifikasi yang diminta BOPI.

Anggota Tim Transisi, Zuhairi Misrawi, mengatakan kick-off Piala Kemerdekaan akan diundur menjadi Sabtu (15/8/2015) dan dibuka oleh Presiden Joko Widodo.

“Klub diberi kesempatan mendaftar paling lambat 1 Agustus,” ujar Zuhairi saat menggelar jumpa pers di Gedung Kemenpora, Jakarta, Selasa (28/7/2015).

Sejauh ini baru ada 14 klub yang merespons positif undangan Tim Transisi. “Dari 14 klub, baru ada enam klub yang sudah kami terima surat konfi rmasi berupa hard copy. Sisanya, mungkin masih di jalan,” tuturnya.

Hard copy itu melampirkan data pemain dan identitas resmi klub. Selain meminta data tersebut, Tim Transisi juga mewajibkan klub peserta memiliki rekening perusahaan.

“Sejumlah klub tidak punya rekening perusahaan, jadi kami kembalikan. Kami menolak rekening atas nama pribadi karena rentan diselewengkan,” kata Zuhairi.

Dia juga menegaskan bahwa Tim Transisi masih tetap akan menggelar turnamen meski jumlah peserta di bawah 24 klub.

Anggota Tim Transisi lain, Cheppy T. Wartono, mengatakan verifi kasi data yang menjelimet diperlukan untuk mewujudkan pengelolaan sepak bola yang profesional.

“Federasi sebelumnya sering memaklumi klub yang datanya tak lengkap,” kata Cheppy.

Verifikasi data, lanjut Cheppy, mesti diprioritaskan karena Piala Kemerdekaan akan ditetapkan sebagai model turnamen yang ideal di Indonesia untuk ke depannya.

Biaya Membengkak

Mundurnya jadwal sepak mula Piala Kemerdekaan hingga 13 hari membuat Manajer Persatu Tuban, Fahmy Fikroni, geram. Menurutnya, jadwal molor tersebut membawa dampak negatif pada keuangan mereka.

“Biaya kami membengkak. Sampai sekarang kami sudah mengeluarkan 100 juta rupiah,” kata Fahmy.

Fahmy mengatakan manajemen Persatu belum dapat menerima alasan Tim Transisi terkait kemunduran jadwal itu. “Tolong dipikirkan, terutama soal kerugian yang kami tanggung akibat molornya jadwal ini,” ujarnya.

Dana yang dikeluarkan klub selama turnamen memang tak sedikit. Saat ini, klub peserta mengaku telah mengeluarkan biaya melebihi rencana pembiayaan awal.

Hal yang sama diungkapkan Asisten Manajer Persepam, Nadi Mulyadi. Menurut Nadi, Tim Transisi sebaiknya mencairkan dana subsidi sebagai konsekuensi dari mundurnya jadwal tersebut.

"Tim Transisi sebaiknya membedakan kami yang sudah memenuhi syarat dengan yang belum supaya klub tidak merugi. Kalaupun tidak sesuai dengan dana yang kami keluarkan, tolong diupayakan agar kami tidak merugi terlalu banyak,” katanya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P