Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
16 meninggalkan Indonesia. Sejumlah aktivitas mulai dijalani Alan Martha dkk. di Motevideo, Uruguay
Timnas U-16 menjalani latihan di Lapangan Club Naval (mes perwira AL Uruguay di Carrasco-Montevido). “Hingga Maret mereka akan digembleng sebelum mengikuti kompetisi U-17 tingkat nasional Uruguay. Timnas bakal mengusung nama Indonesia S.A.,” cerita Rahim Soekasah, Ketua BTN yang baru kembali ke Tanah Air seusai mendampingi timnas di sana.
Daerah Carrasco ini ternyata adalah daerah elite yang terletak di pinggiran kota Montevideo. Pemilik rumah di daerah ini ialah orang berduit Uruguay atau orang-orang kedutaan asing yang berkantor di ibu kota negara.
Suasana sepi terlihat di daerah itu belakangan ini. Menurut Cesar Payovich, pelatih kepala timnas U-16, orang-orang yang tinggal di kawasan itu sedang berlibur musim panas di Punta del Este. “Mereka akan kembali dari liburan pada Maret. Ini positif buat kita karena pemain bisa berkonsentrasi berlatih tanpa diganggu keramaian,” ujar Cesar.
Timnas sendiri berlatih di tiga tempat. Yang pertama lapangan Club Naval, yang hanya berjarak lima menit dari mes yang ditempati para pemain. Di lokasi ini pula punggawa Tim Merah-Putih akan melakukan aktivitas lain seperti renang dan latihan beban di gym.
Adaptasi Lingkungan
Los Caebos adalah tempat latihan kedua yang jaraknya sepuluh menit naik bus dari Club Naval. Di lokasi ini terhampar enam lapangan sepakbola ukuran normal dan dua lapangan hoki.
Semua lapangan ini terjaga dalam kondisi prima sesuai standar internasional yang dimiliki sebuah sekolah menengah pertama di Montevideo.
Lokasi latihan ketiga adalah kawasan hutan wisata F. Roosevelt Parque. Di tempat ini fisik Reffa Money cs. akan digembleng. Selain ketiga lokasi di atas, kadang kala timnas juga dibawa berlatih di pantai yang letaknya tak jauh dari penginapan. Yang pasti para pemain sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan baru.
“Orang di sini ramah, kami sudah mulai berkenalan dengan teman seusia, walau cara berkomunikasi masih memakai bahasa Tarzan. Kami belum bisa berbahasa Spanyol,” cerita Syamsir Alam, striker. “Kadang kangen juga dengan keluarga. Tapi, itu semua harus bisa ditahan sementara karena ini menyangkut masa depan kami,” imbuh Reffa.
“Agar lebih cepat beradaptasi, setiap hari pemain melahap les bahasa Spanyol oleh guru privat selama setahun. Pada tahun berikutnya baru mereka akan mengikuti sekolah formal setingkat SMA,” tutur Rahim.
BTN berjanji paling tidak setengah tahun sekali anak-anak timnas akan dibawa tur ke Tanah Air untuk melakukan rangkaian uji coba.
(Penulis: Ario Yosia/Demis A. Djamaoeddin)