Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Swiss.
Kaufmann adalah ahli matematika muda yang cakap. Hanya delapan tahun setelah lulus kuliah, Kaufmann kini menjadi risk manager di perusahaan asuransi AXA.
Pemikiran Kaufmann melahirkan banyak konsep penting yang kini diadaptasi dunia finansial dan asuransi untuk membuat prediksi. Konsep terbesar dari Kaufmann adalah dynamic financial analysis, yang dapat meramalkan peluang keberhasilan keuangan di masa depan berdasarkan faktor-faktor yang sudah terjadi sebelumnya.
Konsep ini yang kemudian dikembangkan oleh Kauffmann menjadi dynamic sport analysis. Pria yang memang menyukai olahraga ini memakai kalkulasinya di dunia finansial untuk diterapkan di olahraga, termasuk sepakbola.
Dengan dynamic sport analysis, Kaufmann berkali-kali sukses memprediksi peluang di Liga Swiss. Siapa tim yang akan menjadi juara dan siapa yang bakal terdegradasi dapat diramalkan dengan tepat. Menjelang Euro 2008, Kaufmann pun tertantang memperkirakan siapa jawaranya.
Bukan Pegangan
Dalam paparan yang dimuat koran Die Welt, Kaufmann memperkirakan peluang 16 tim peserta Euro 2008 untuk lolos ke perempatfinal, semifinal, sampai menjadi juara. Peluang menjadi juara grup juga disertakan Kaufmann.
Kalkulasi dynamic sport analysis memakai data performa tim di masa lalu, dari jumlah kemenangan-kekalahan yang diraih sampai jumlah gol yang dibuat-diderita sebuah tim. Hasilnya menyebut Italia sebagai calon juara terdepan.
Gli Azzurri memiliki peluang 17,6% untuk menjadi kampiun. Si Biru jauh mengungguli Spanyol (13,3%), Jerman (13,1%), dan Republik Ceska (11,4%). Kaufmann juga menjagokan lawan Italia di laga pamungkas adalah Jerman.
Walaupun peluang juaranya paling besar, Italia tidak akan mudah lolos ke perempatfinal karena mereka berada di grup maut. Peluang Gli Azzurri untuk lolos ke 8 besar hanya 70,2%, kalah dari Spanyol (74,8%), dan Jerman (74,7%).
“Memainkan statistik sangat menyenangkan, tapi jelas ini bukan pegangan. Sepakbola adalah olahraga, bukan matematika. Saya sendiri sangat tidak senang melihat peluang juara Swiss yang terhitung cuma 1,8%,” tukas Kaufmann.
(Penulis: Dwi Widijatmiko)