Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Uji Coba Mepet, Timnas vs Dortmund

By Caesar Sardi - Selasa, 23 Juni 2015 | 13:48 WIB
Robert Kovac, bakal main di Senayan. (Getty Images)

Dalam ketidakpastian program uji coba timnas Indonesia, tantangan malah datang dari klub Bundesliga, Borussia Dortmund. Rabu (19/12), juara Liga Champion 1997 ini akan main di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Tantangan dilayangkan bulan November, sayangnya berada di tengah kompetisi Liga Djarum yang memanas. Timnas Piala Asia atau PPD lalu pun tak akan komplet.

BTN dan PSSI malah menunjuk Benny Dollo, pelatih Persita, untuk memoles tim yang dinamai timnas Liga Selection. Apalagi Ivan Kolev, pelatih timnas, saat ini tengah sibuk dengan SEA Games 2007.

“Waktunya sangat mepet. Kalau benar-benar ingin mempersiapkan timnas sesungguhnya, liga harus berhenti,” jelas Rahim Soekasah dari BTN.

Bahkan partai Persita melawan Persib yang sedianya pada 18 Desember terpaksa dimajukan ke 15 Desember terkait kesibukan Benny di Liga Selection. Benny hanya memanggil pemain dari klub-klub yang tak bermain di liga pada tanggal tersebut.

“Saya ingin memanggil para pemain seperti di Piala Asia lalu, tapi saya juga mengerti ada pemain yang tak bisa memenuhi panggilan karena jadwal liga,” terangnya.

Mengingat persiapan hanya dua hari, Benny berharap timnya tak kebanjiran gol saat uji coba itu. “Dortmund tim bagus dan papan atas di Bundesliga, kita harus menyikapi dengan serius meski tak bisa maksimal,” sebut Benny. Tur uji coba Robert Kovac cs. ke Indonesia dirancang dalam rangka promosi tayangan kompetisi Bundesliga di Vision 1, saluran televisi berbayar milik Indovision atau MNC yang masih satu grup dengan RCTI. “RCTI akan menayangkan partai ini mengingat kami memiliki jaringan luas dibanding Vision 1,” ujar Gita Suwondo, produser acara uji coba ini.

Dortmund juga akan menggelar coaching clinic di ring road Senayan pada 18 Desember. Pada rangkaian acara ini, RCTI atau PSSI tak akan mengeluarkan match fee untuk Dortmund. “Kami hanya membayar transportasi dan board and lodging serta penginapan di Jakarta,” sebut Gita.

(Penulis: Ary Julianto)