Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Martapura-PSGC Siap Gusur Semen Padang

By Ade Jayadireja - Rabu, 5 Agustus 2015 | 19:30 WIB
Martapura FC, salah satu calon kontestan Piala Presiden dari Divisi Utama (Fernando Randy/BOLA)

Mahaka Sports and Entertainment akhirnya memutuskan mengundang dua tim Divisi Utama untuk tampil di Piala Presiden.

Pada Selasa (4/8), Persiba Balikpapan sudah mengirimkan berkas persyaratan guna menjadi kontestan ke-14. Artinya, dari kuota 16 peserta, Mahaka masih membutuhkan dua klub lain untuk mengisi kekosongan.

CEO Mahaka, Hasani Abdulgani, mengatakan pihaknya sudah menunjuk Martapura FC dan PSGC Ciamis untuk menjadi calon kontestan berikutnya.

“Kami sudah mengirimkan informasi pada kedua tim tersebut. Dalam dua hari kami tunggu balasan mereka, disertai dengan semua persyaratan pendaftaran,” kata Hasani saat dihubungi Harian BOLA, Selasa (4/8).

Saat ini, Mahaka tengah bingung dengan sikap Semen Padang FC yang tak kunjung memberikan respons.

“Semen Padang belum mengembalikan formulir pada kami. Kalau saya lihat, mereka sedang dilema untuk mengikuti turnamen kami. Telepon kami tidak diangkat, e-mail kami tidak dibalas,” kata Hasani.

Bahkan, Mahaka sudah menurunkan pihak ketiga untuk langsung menemui manajemen Semen Padang, tapi hasilnya nihil. Promotor khawatir skuat Kabau Sirah baru merespons saat Martapura dan PSGC telah mereka terima.

Pertemuan Kamis

Setelah berhasil menghimpun 16 klub, Mahaka akan menggelar pertemuan dengan peserta turnamen pada Kamis (13/8). Hal itu bertujuan untuk melengkapi dokumentasi yang menjadi dasar BOPI dalam mengeluarkan rekomendasi.

Pelatih Martapura, Frans Sinatra, mengaku sudah menerima surat tersebut dan akan secepatnya memberi respons.

“Kami sangat berterima kasih dan senang dengan adanya undangan itu. Kami pastikan untuk mengikuti turnamen Piala Presiden,” tutur Frans.

Perubahan Nama

Mahaka sudah dua kali mengubah nama turnamen bentukan mereka. Saat pertama kali muncul, mereka memakai nama Piala Presiden untuk memulai persiapan. Namun, di tengah jalan, Tim Transisi bentukan Kemenpora keberatan dengan nama itu.

“Supaya tidak simpang-siur dan menimbulkan polemik, jadi nama itu kami ganti. Saat itu kebetulan kami juga tengah mencari sponsor dan stasiun televisi. Kami khawatir mereka tidak mau bekerja sama karena adanya sengketa nama itu,” tutur Hasani.

Mahaka akhirnya mengubah nama turnamen menjadi Piala Indonesia Satu. Dengan nama tersebut, Mahaka berhasil membuat kontrak dengan sponsor dan sebuah stasiun televisi.

Beberapa hari lalu, sponsor mengusulkan agar promotor kembali mengubah nama turnamen menjadi Piala Presiden.

“Sebab kata sponsor nama Piala Presiden lebih praktis untuk diingat. Padahal kalimat Piala Indonesia Satu juga mengartikan seorang presiden,” ujar Hasani.

Terkait perubahan nama tersebut, Hasani menuturkan bahwa dirinya telah mendapat lampu hijau dari Sekretariat Negara.

(Penulis: cw-1/Martinus Bangun)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P