Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sepanjang 21 kali penyelenggaran Kejuaraan Dunia, Indonesia paling banyak punya koleksi gelar dari ganda putra, yaitu delapan. Gelar terakhir dipersembahkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada 2013 di Guangzhou, Tiongkok.
Ketika itu, Ahsan/Hendra menang 21-13, 23-21 atas pasangan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, pada laga final. Bagi Hendra, itu merupakan gelar kedua di Kejuaraan Dunia.
Pada 2007, Hendra menjadi juara dunia bersama Markis Kido, setelah menundukkan pasangan Korea Selatan, Jung Jae-sung/Lee Yong-dae, 21-19, 21-19, pada laga final.
Enam gelar Indonesia lainnya dipersembahkan oleh pasangan Halim Haryanto/Tony Gunawan (2001), Candra Wijaya/Sigit Budiarto (1997), Rexy Mainaky/Ricky Subagja (1995), Ricky Subagja/Rudy Gunawan (1993), Ade Chandra/Christian Hadinata (1980), dan Tjun Tjun/Johan Wahjudi (1977).
Tiongkok berada di urutan kedua pengoleksi gelar terbanyak ganda putra, yakni enam kali. Cai Yun/Fu Haifeng mempersembahkan tiga gelar beruntun pada 2009, 2010, 2011.
Cai/Fu merupakan pasangan ganda putra dengan gelar juara dunia terbanyak yakni empat kali. Gelar pertama mereka dapatkan pada 2006.
Pasangan senior ini tak lagi bermain bersama. Pada Kejuaraan Dunia tahun ini, Tiongkok berharap kepada pasangan Fu Haifeng/Zhang Nan untuk menambah koleksi gelar Tiongkok dari ganda putra.
Korea Selatan menyusul di urutan ketiga sebagai pengoleksi gelar terbanyak di ganda putra. Mereka punya empat gelar, termasuk yang dipersembahkan Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel tahun lalu.
Tahun ini, Kejuaraan Dunia digelar di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada 10-16 Agustus. Dengan dukungan penonton yang akan memadati Istora, Ahsan/Hendra dkk punya peluang besar untuk mengembalikan kejayaan Indonesia.
Selain Ahsan/Hendra, Indonesia meloloskan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Hendra Aprida Gunawan/Andrei Adistia, dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf, untuk bersaing di Istora.