Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tahun 2008 akan menjadi masa paling sulit bagi PSSI. Selain harus segera menyelesaikan road map dari FIFA berikut perbaikan statuta sebanyak 28 item yang diisyaratkan AFC, organisasi sepakbola kita ini kemungkinan besar juga harus menggelar munaslub.
Bahkan munaslub itu bukan saja untuk mengubah statuta. Kemungkinan besar munaslub kedua juga harus secepatnya digelar untuk mengganti Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, yang tidak akan memenuhi syarat sebagai ketua atau anggota executive committee jika pasal-pasal dari FIFA dan AFC benar-benar diterapkan nanti.
Tondo Widodo, mantan Kabid Organisasi PSSI, bahkan berani bertaruh Nurdin bakal lengser pertengahan 2008. “Kalau menilik komentar Sepp Blater kepada BOLA di Tokyo lalu, saya makin yakin Presiden FIFA itu bukan orang sembarangan yang asal omong di muka forum resmi seperti press conference dengan wartawan,” tegas Tondo.
Hanya menurut Tondo, langkah menuju perubahan itu akan berliku. Nurdin beserta kroninya akan mati-matian bertahan. Ini bisa terlihat dari pembentukan tim amandemen statuta yang hingga kini tak melakukan kegiatan apa pun.
“Kalau itu benar-benar terjadi, bisa jadi PSSI akan mendapat hukuman seperti Kuwait. Barulah kita semua kebakaran jenggot,” tandas Tondo.
AFC Pasang Badan
Sikap sebaliknya muncul dari PSSI menanggapi nasib organisasi ini di tahun 2008. Jika bocoran pernyataan salah satu anggota Exco bisa dipercaya, maka nasib PSSI, khususnya Nurdin, pada 2008 masih aman. Ini menyusul adanya garansi dari petinggi AFC yang berani pasang badan menyangkut nasib Nurdin di mata FIFA.
“Rumor yang saya dengar, ada orang AFC yang mau pasang badan membela Nurdin. Jadi prediksi saya konfigurasi kepengurusan di PSSI tak akan berubah hingga akhir masa jabatan 2011. Tapi, namanya isu bisa terjadi, bisa sebaliknya,” ungkap anggota Exco baru yang tak mau disebutkan namanya.
Menanggapi sikap PSSI, BOLA akhirnya mendapatkan dari FIFA seputar keinginan AFC yang mengharuskan PSSI untuk mengubah statutanya dan tak perlu melakukan pemilihan ketua umum ulang secepatnya.
Namun, lagi-lagi John Schumacher, FIFA Media Department, menjawab bahwa sikap FIFA masih sama dengan keputusan FIFA Associations Committee dan belum ada perubahan menyangkut itu. (For the time being, FIFA has nothing to add regarding the PSSI other than what was published in a media release after the meeting of the FIFA Associations Committee, and which you can read on FIFA.com).
Andai benar FIFA tak mau berubah pikiran, maka jelas sikap untuk PSSI sudah pasti. Keputusan lebih jelas pada nasib PSSI akan terlihat jelas pada 28-29 Mei saat FIFA menggelar Kongres ke-58 di Sydney. Saat itu akan ada pembahasan di executive committee FIFA menyangkut masalah sepakbola dunia, termasuk Indonesia.
(Penulis: Ary Julianto)