Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

PSSI Hanya Dibuai Mimpi Era SBY

By Firzie A. Idris - Jumat, 31 Juli 2015 | 23:36 WIB
Lapangan Sintetis PSSI justru terwujud berkat bantuan FIFA. (PSSI)

JAKARTA, JUARA.net Pada saat timnas senior dipimpin Alfred Riedl tampil elegan di Piala AFF 2010, perhatian pemerintah sempat tercurah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, suatu saat pernah menonton langsung latihan anak buah Riedl. Dalam kesempatan tersebut pelatih asal Austria itu mengeluhkan tentang kondisi lapangan latihan timnas di Senayan yang sudah tidak layak.

Saat itu pula Presiden SBY langsung menanggapi keluhan Riedl, yang menginginkan adanya lapangan artifisial untuk timnas. “Bahkan, kami saat itu seperti ditantang oleh Presiden SBY tentang kebutuhan lainnya bagi timnas. Langsung saja kami sebutkan soal penginapan dan sarana latihan lainnya. Presiden pun langsung setuju untuk segera mewujudkannya, saat itu,” kata Chandra Solehan, yang kala itu masih menjabat sebagai asisten manajer timnas senior.
Kala itu, PSSI pun langsung berangan-angan untuk membuat dormitory dengan 70 kamar di komplek Senayan karena janji SBY. Mereka bahkan sempat mengajukan izin pembangunan ke Pemprov DKI Jakarta, meski sulit terwujud. Namun dengan berjalannya waktu, realisasi janji Presiden SBY, tak pernah terwujud hingga kini. 
“Bahkan kami masih harus bayar sewa lapangan latihan itu sebesar Rp70 juta setahun. Padahal timnas sudah tidak pernah lagi latihan di situ, dan lapangan itu dipakai tim yang tidak ada hubungannya dengan timnas Indonesia,” kata Chandra. 
Sama halnya dengan kantor PSSI yang disewa dari PPKGBK, maka semua fasilitas milik pemerintah yang dipergunakan oleh organisasi yang dipimpin oleh La Nyalla Mahmud Mattalitti itu pun harus dibayar sewanya. Hal berbeda justru diberikan oleh keluarga Bakrie yang meminjamkan fasilitas POR Pelita Sawangan seluas 15 hektare kepada PSSI selama 20 tahun, tanpa sewa.

Saat itu pula Presiden SBY langsung menanggapi keluhan Riedl, yang menginginkan adanya lapangan artifisial untuk timnas.

“Bahkan, kami saat itu seperti ditantang oleh Presiden SBY tentang kebutuhan lainnya bagi timnas. Langsung saja kami sebutkan soal penginapan dan sarana latihan lainnya. Presiden pun langsung setuju untuk segera mewujudkannya, saat itu,” kata Chandra Solehan, yang kala itu masih menjabat sebagai asisten manajer timnas senior.

Kala itu, PSSI pun langsung berangan-angan untuk membuat asrama dengan 70 kamar di komplek Senayan karena janji SBY. Mereka bahkan sempat mengajukan izin pembangunan ke Pemprov DKI Jakarta, meski sulit terwujud. Namun dengan berjalannya waktu, realisasi janji Presiden SBY, tak pernah terwujud hingga kini. 

“Bahkan kami masih harus bayar sewa lapangan latihan itu sebesar Rp70 juta setahun. Padahal timnas sudah tidak pernah lagi latihan di situ, dan lapangan itu dipakai tim yang tidak ada hubungannya dengan timnas Indonesia,” kata Chandra. 

Sama halnya dengan kantor PSSI yang disewa dari PPKGBK, maka semua fasilitas milik pemerintah yang dipergunakan oleh organisasi yang dipimpin oleh La Nyalla Mahmud Mattalitti itu pun harus dibayar sewanya.

Hal berbeda justru diberikan oleh keluarga Bakrie yang meminjamkan fasilitas POR Pelita Sawangan seluas 15 hektare kepada PSSI selama 20 tahun, tanpa sewa.