Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sehari setelah dikabarkan memutus kontrak para pemainnya Senin (13/6), manajemen Semen Padang justru mengklaim hal sebaliknya, Selasa (14/6).
Pascapembekuan PSSI oleh pemerintah yang kemudian berujung dengan sanksi FIFA, Semen Padang (SP) menjadi satu-satunya klub profesional yang masih mempertahankan kontrak pelatih dan pemain.
Hengky Ardiles dkk setidaknya masih menerima gaji dalam jumlah yang utuh hingga bulan Mei silam. Padahal kegiatan operasional tim sudah terhenti sejak LSI 2015 dihentikan PSSI.
Hanya, menjelang libur Idul Fitri, semua pemain akan dipanggil untuk membicarakan perihal kontrak mereka. Menurut manajemen skuat Kabau Sirah, rencana tersebut bukan untuk memutus kontrak, melainkan untuk mengadendum kontrak agar tak ada yang merasa dirugikan karena kompetisi vakum.
CEO SP, Daconi, menyebutkan bahwa pada 27 Juli mendatang semua pelatih dan pemain akan kembali masuk mes. Namun, ia belum memerinci lebih jauh apakah ada kebijakan lain yang bakal disampaikan dalam rencana pertemuan tersebut.
“Yang pasti kamilah satu-satunya klub yang belum memutus kontrak pemain dan pelatih, apalagi membubarkan tim. Semua pemain masih dalam ikatan kontrak dan kembali berkumpul minggu terakhir bulan ini,” ujar Daconi. Mengenai turnamen Piala Indonesia Satu yang dipromotori oleh Mahaka Sports, Daconi menegaskan bahwa SP belum memutuskan untuk ambil bagian atau tidak.
Pasalnya sejak terhentinya kompetisi, SP juga kehilangan pemasukan dari berbagai sponsor. “Sejauh ini sudah ada komitmen bahwa SP hanya akan ikut di kompetisi resmi yang diakui AFC dan FIFA. Yang pasti untuk saat ini, kami tak ikut dalam pertarungan kedua kubu (PSSI-Kemenpora)” ujarnya.
Namun, Daconi juga tak berani mengatakan kondisi timnya ini akan terus dipertahankan sampai adanya kompetisi resmi. Pasalnya, SP adalah klub yang didanai oleh PT Semen Padang dan sangat bergantung pada kebijakan direksi perusahaan.
Pemain Wajib Kumpul
Menurut rencana, Esteban Vizcarra dkk. kembali akan memasuki mes di kawasan Bukit Indarung pada 27 Juli.
“Semua pemain wajib hadir pada jadwal yang sudah ditetapkan. Semuanya masih dikontrak dan belum diputus dan dibubarkan,” ujar pelatih Nilmaizar.
Sang pelatih mengaku sudah berada di Padang sejak 10 Juli lalu dan akan berlebaran di kampung halamannya, Payakumbuh. Sebelumnya, mantan pelatih timnas senior tersebut kerap bermukim di Bandung untuk menemani putrinya yang kuliah di ITB Bandung.
Namun, Nil enggan berkomentar lebih lanjut tentang kondisi sepak bola Indonesia dan kebijakan yang akan diambil manajemen. “Untuk masalah sepak bola nasional biarlah menjadi urusan PSSI dan pemerintah. Begitu juga masalah internal SP,” ujar Nil.
“Tugas saya hanya melatih sesuai kontrak yang saya tanda tangani. Kalau diinstruksikan latihan, ya kami latihan. Kalaupun diperintahkan ikut kompetisi resmi tanpa ambil bagian di turnamen buatan pemerintah, ya kami juga harus mendukung kebijakan itu,” kata eks stoper PSSI Garuda II itu.