Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sepanjang sejarah Premier League, Manchester United sudah cukup banyak mendatangkan pemain asal Prancis. Tak kurang dari 10 pemain dari berbagai posisi (Morgan Schneiderlin adalah pemain ke-11), walau tak semuanya sukses. Yang tergolong kurang sukses antara lain William Prunier (1995-96), David Bellion (2003-6), Gabriel Obertan (2009-11), dan terakhir Paul Pogba (2011-12). Berikut ini adalah 6 legiun Prancis yang tergolong sukses merumput di Old Trafford.
Cantona membuat debut pertama buat Manchester United dalam pertandingan persahabatan melawan Benfica di Lisbon untuk merayakan ulang tahun ke-50 Eusebio, legenda sepak bola Portugal. Cantona memakai kostum nomor 10. Debut di kompetisi baru dimulai pada musim 1992-93 melawan Manchester City di Old Trafford, di mana dia memakai nomor 12. Peran Cantona belum tampak hari itu. Dia mengawali reputasi sebagai pemain kontroversial saat terlambat hadir dalam pertandingan melawan Arsenal, menonton di antara kerumunan di Stadion Highbury, menyaksikan rekan-rekannya menang 1-0.
Kontroversi paling terkenal dari Cantona tentu adalah insiden tendangan kungfu pada musim 1994-95. Kendati cenderung agak labil sebagai pribadi, King Eric sangat sukses sebagai pemain. Bersama United, dia telah mengoleksi 9 trofi tim, belum lagi penghargaan individu, yang antara lain Onze d'Or 1996, PFA Players' Player of the Year 1993–94, English Football Hall of Fame 2002, dan FIFA 100 Greatest Living Footballers.
Sukses Barthez bersama Timnas Prancis pada Piala Dunia 1998 dan Euro 2000 menarik perhatian Alex Ferguson, yang saat itu sedang mencari kiper menggantikan Peter Schmeichel, walau masih ada Mark Bosnich. Barthez kemudian bergabung dengan nilai transfer 7,8 juta poundsterling pada 2000. Di Old Trafford, Barthez kemudian dipertemukan kembali dengan partner di timnas, Laurent Blanc, yang datang ke Manchester setahun kemudian. Ritus ciuman kepala botak Barthez dari Blanc yang terkenal itu juga terangkut saat tampil di level klub.
Barthez sempat menjadi pemain favorit para suporter pada awalnya. Akan tetapi, sifat eksentrik kiper berkepala plontos itu kemudian menjadi senjata makan tuan. Dia terkadang tampil brilian, namun di kesempatan lain melakukan blunder dan cenderung kontroversial. Tiga tahun setelah bergabung, kesabaran Ferguson habis dan Barthez dikembalikan ke Marseille. Kendati begitu, dia sempat mengoleksi dua mahkota Premier League.
Manchester United sebetulnya sudah mengincar Blanc jauh sebelum Barthez, yaitu 1996, tapi dia baru mau bergabung pada 2001. Walau ketika itu usianya sudah 35 tahun, dia tetap diterima karena Ferguson mencari sosok pengganti Jaap Stam. Akan tetapi, penampilannya tak selalu seperti yang diharapkan, yang antara lain mengakibatkan lima kekalahan memalukan bagi United awal musim 2001/02 melawan Newcastle United, Bolton Wanderers, Liverpool, Arsenal, dan Chelsea. Dia memutuskan pensiun dua tahun kemudian, tapi sempat meraih titel Premier League musim 2002-03.
Dia adalah salah satu rekrutan tersukses dari Prancis. Bahkan, koleksi trofinya melebihi Eric Cantona. Selama sembilan tahun merumput di Old Trafford, Silvestre meraih 11 trofi bersama Manchester United, lima jawara liga, satu dari Piala FA, satu dari Piala Liga, dua Community Shield, satu mahkota Liga Champions, dan terakhir dari Piala Dunia Antarklub (Intercontinental Cup).
Saha dipindahkan ke Manchester United setelah membawa Fulham promosi ke Premier League dan mencetak 15 gol semusim, termasuk kemenangan di Old Trafford, yang kemudian membuat Sir Alex sangat terkesan. Nilai transfernya 12,4 juta pound, walau Fulham awalnya enggan menjual Saha.
Bersama klub Manchester itu, Saha kemudian menjadi bagian dari tim yang memenangi empat trofi, dua dari liga lokal, satu Piala Liga, dan sebuah trofi Liga Champions.
Monaco sempat digunjingkan bakal menjual Evra ke Inter Milan, tetapi bek kiri itu kemudian mengungkap bahwa dia lebih suka Manchester United. Pada awalnya, Evra sempat terlihat kikuk dalam beradaptasi dengan tim barunya. Dia kemudian mengaku perlu persiapan ekstra untuk berlaga di Premier League, termasuk kutipan dialog Evra dan Ferguson yang terkenal itu:
"'Pat, kamu saya beli untuk apa?' Saya menjawab, 'Untuk menyerang.' Dia (Sir Alex) bilang, 'Jadi, kenapa tidak kamu lakukan?'"
"Saya harus menemukan keseimbangan yang tepat, tetapi staf teknis ingin saya berpartisipasi dalam serangan."