Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kompetisi Berhenti, Penderitaan Pelatih Ini Numpuk

By Ade Jayadireja - Sabtu, 6 Juni 2015 | 12:00 WIB
Kurnia Patmedi (paling kiri) (Gatot Susetyo)

Dampak penghentian kompetisi sangat memukul kehidupan Kurnia Patmedi. Beberapa rencana yang telah dirancang pelatih PSBK Kota Blitar ini kandas di tengah jalan.

Hasrat Kurnia musim ini kembali ke habitat Divisi Utama batal. Padahal musim sebelumnya dia absen menukangi klub kasta kedua karena tak dipakai di Perseta Tulungagung yang dibesarkannya.

Rencana menimba ilmu kepelatihan dengan mengikuti kursus lisensi C AFC juga buyar setelah agenda di Sawangan, Bogor itu dibubarkan panitia menyusul skorsing PSSI uang dijatuhkan FIFA.

"Amburadul! Saya sudah menderita ketika kompetisi berhenti. Karena bayangan penghasilan sebagai pelatih PSBK buyar. Ketika dapat kabar ikut kursus, semangat saya tumbuh lagi. Tapi ketika agenda itu dibubarkan, saya kecewa berat. Karena lisensi itu jadi pegangan saya untuk syarat melatih musim depan. Jika kondisi sepak bola kita tetap seperti ini, semua akan berantakan," tutur Kurnia Patmedi.

Sementara bisnis piranti olahraga yang telah lama ditekuninya juga sedang merosot karena minat pelanggan membeli aparel ikut menurun.

"Musim lalu ketika tak melatih klub, omzet toko saya masih lumayan. Karena kompetisi masih normal. Banyak pemain order sepatu ke saya. Sekarang sebulan hanya laku beberapa saja," ucap mantan pemain PSPS ini.