Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
3 Agustus di Banyuwangi. Hingga detik-detik terakhir menjelang waktu keberangkatan, setidaknya baru 20 pemain yang dipastikan bergabung dan sudah ikut latihan.
Beruntung pada Senin (27/7) malam, beberapa pemain melakukan konfirmasi ikut, seperti Kadek Wardana dan I Gede Sukadana yang langsung menyusul ke Banyuwangi. Satu pemain lain adalah kiper tim Arema U-23, Yusuf.
Selain itu, ada satu nama yang cukup mengejutkan, yaitu kapten tim Persipasi Bandung Raya, Hermawan. Bergabungnya bek 32 tahun ini bukan karena direkrut Arema, melainkan inisiatif Hermawan.
“Saya sekalian jaga kondisi karena PBR tidak aktif latihan. Begitu ada kesempatan di Arema saya langsung memanfaatkan,” kata Hermawan.
Sebenarnya, bek kidal ini tidak asing lagi bagi Arema. Selain putra daerah Malang, dia juga pernah memperkuat Tim Singo Edan pada musim 2009-2012.
“Arema bukan hal baru lagi bagi saya. Banyak pemain yang sudah saya kenal, jadi adaptasi tidak ada masalah,” ujarnya.
Sebelum memastikan diri ikut ke SoJC, Hermawan sempat sekali mengikuti latihan bersama Arema untuk menjaga kondisi. Bak gayung bersambut, kedatangan Hermawan mampu memenuhi kebutuhan pemain belakang Singo Edan.
Tak Lengkap
Apalagi, lini lini belakang Arema mulai krisis setelah ditinggal Victor Igbonefo yang dipinjamkan ke Thailand. Selain itu, Purwaka Yudi juga belum kembali dari Lampung.
“Saat ini, saya masih pemain PBR, tidak ada ikatan kontrak dengan Arema,” ucap Hermawan.
Pelatih Arema, Suharno, mengaku keberadaan Hermawan membuat timnya lebih solid. Awalnya, Arema ingin membawa pemain seleksi dari PSBK Blitar Gedhong Pambudi. Namun, dari segi pengalaman, pemain 19 tahun ini dinilai masih kurang.
“Hermawan ikut sebagai antisipasi kekurangan pemain. Semoga nanti hasilnya maksimal,” kata Suharno.
Dari segi persiapan, sebenarnya Arema bisa dikatakan compangcamping. Mayoritas pemain inti baru berkumpul pada hari terakhir persiapan di Malang. Hal itu membuat tim pelatih tak punya banyak waktu untuk mengasah strategi.
“Kondisi fisik anak-anak juga belum maksimal,” kata Suharno.
Iwan Setiawan/Wiwig Prayugi