Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saga transfer Angel Di Maria menjadi bumbu utama pertarungan antara Manchester United vs Paris Saint-Germain (PSG) di Soldier Field, Chicago, Amerika Serikat, Rabu (29/7).
Sejauh ini Di Maria belum sekalipun mengenakan seragam Man. United di laga pramusim. Penyerang lincah asal Argentina itu sebenarnya dijadwalkan sudah bergabung bersama skuat United di San Jose pada Sabtu (25/7) kemarin. Hanya, Di Maria malah ketinggalan pesawat.
Kabar itu memperkuat rumor transfer Di Maria ke PSG. Sejumlah media Prancis menyebut bahwa PSG dan Man. United telah menyepakati nominal 65 juta euro buat transfer Di Maria. Berita berkembang dengan disertakannya nama penyerang andalan PSG, Zlatan Ibrahimovic, ke dalam paket transfer Di Maria.
Bukan rahasia lagi bahwa manajer Man. United, Louis van Gaal, masih mencari sosok berlabel bintang. Namun, spekulasi itu dimentahkan oleh Ibrahimovic.
“Saya masih menyisakan satu tahun kontrak di PSG setelah itu kita lihat apa yang terjadi. Hanya, saya yakin akan bertahan di klub ini dan saya menikmatinya,” kata Ibra di ESPN.
Transfer Ibra ke United boleh dibilang hampir mustahil jika menilik perseteruannya dengan Van Gaal di masa lalu. Dalam buku autobiografinya yang berjudul I Am Zlatan Ibrahimovic striker berjulukan Ibrakadabra itu tak segan menyebut Van Gaal sebagai sosok diktator.
Pertemuan Ibra dengan Van Gaal terjadi pada 2004 saat striker asal Swedia itu memperkuat Ajax Amsterdam. Van Gaal kala itu menjabat sebagai direktur teknik. Ibra jengah lantaran Van Gaal sangat suka mendiskusikan taktik dan sistem bermain
Ibra kian emosi saat Van Gaal memintanya untuk aktif membantu pertahanan.
“Van Basten bilang bahwa ‘nomor sembilan’ harus menyimpan tenaganya untuk menyerang dan mencetak gol. Sekarang, saya tak tahu siapa yang harus saya dengarkan, Van Basten yang adalah legenda, atau Van Gaal?” tutur Ibrahimovic.