Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jika Blatter Terpilih Kembali, UEFA Akan Melawan

By Firzie A. Idris - Jumat, 29 Mei 2015 | 14:36 WIB
Sepp Blatter, tetap bisa mendapat suara mayoritas di pilpres FIFA. (Oli Scarff/Getty Images)

negara kecil yang mendukungnya.

Pidato presiden FIFA sejak 1998 ini pada Kamis (28/5) mengindikasikan bahwa ia bukan bagian dari skandal yang melibatkan petinggi-petinggi top FIFA tersebut. “Saya tak akan membiarkan aksi dari beberapa orang untuk melukai reputasi FIFA,” ujarnya seperti dikutip New York Times.

Hanya, Presiden UEFA, Michel Platini, mengatakan kalau Blatter dan FIFA sudah kalah karena segala pemberitaan negatif walaupun mereka mendapat suara mayoritas sekali pun.

Pertanyaan menarik pun muncul, apa yang terjadi jika Blatter menang seperti yang terjadi dalam empat pemilihan sebelumnya?

BBC menulis bahwa UEFA bisa meminta pertemuan luar biasa jika hal ini terjadi. Apabila 20 persen anggota setuju dengan agenda tersebut, pertemuan luar biasa akan digelar dalam tiga bulan dengan mosi tak percaya besar kemungkinan jadi agenda.

Namun, FIFA bersikukuh bahwa tidak akan ada proses pemilihan ulang selama Blatter masih memegang kekuasaan.

Bisa jadi, perebutan kekuasaan ini mempengaruhi hubungan Amerika Serikat dan Rusia ke masa depan. Badan penegak hukum AS, FBI, menjadi ujung tombak dalam penyelidikan ke para anggota FIFA yang diduga melakukan korupsi.

Sebagian melihat aksi ini sebagai usaha AS untuk lebih masuk ke sepak bola.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ini sebagai usaha AS merenggut Piala Dunia 2018 dari negeri Beruang Merah tersebut. “Amerika Serikat jelas tak punya hubungan dengan ini semua,”ujar Putin seperti dikutip CNN. “Ini adalah cara jelas untuk menyebar yurisdiksi mereka ke negara-negara lain.”

Putin juga yakin bahwa situasi FIFA ini tidak akan memengaruhi keputusan mengenai PD 2018.