Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
21 Jerman pada duel babak kualifikasi Piala Eropa Junior.
Dejagah bersikeras untuk tidak membela tim junior Jerman, yang akan menghadapi Israel di Tel Aviv (12/10). Kabarnya keputusan pesepakbola yang baru menginjak usia 21 tahun itu didasari alasan politis.
Sejak Revolusi Islam pada 1979, Iran bersikeras menolak keberadaan Israel. Warga Iran dilarang menginjakkan kaki di wilayah Israel.
Dejagah, yang kini memegang paspor Jerman, merasa dirinya masih merupakan bagian dari masyarakat Iran. Maklum, ia lahir di Teheran dan beberapa tahun tinggal di Iran sebelum hijrah ke Jerman bersama orang tuanya.
“Saya mempunyai lebih banyak darah Iran ketimbang Jerman. Orang-orang harus menerima fakta tersebut,” tutur Dejagah seperti dilansir situs Bild. “Lagipula kedua orangtua saya berasal dari Iran,” imbuhnya.
Protes Kaum Yahudi
Sikap Dejagah tersebut langsung mengundang reaksi keras dari Central Council of Jews, organisasi masyarakat Yahudi di Jerman. Mereka menuntut agar eks bomber Hertha Berlin ini dilarang tampil bersama tim nasional Jerman di semua level.
“Jerman punya tanggung jawab untuk memperbaiki sejarahnya dan sungguh memalukan jika negara ini menoleransi sikap anti-Israel. Oleh sebab itu, saya meminta agar Federasi Sepakbola Jerman (DFB) mengeluarkan Dejagah dari tim nasional,” tukas Presiden Central Council of Jews, Charlotte Knobloch.
Sementara itu, Presiden DFB, Theo Zwanziger, mengabulkan keinginan Dejagah. Meski begitu, ia tidak dapat menutupi rasa kecewa terhadap sikap salah satu bintang muda Jerman yang tengah naik daun tersebut.
“Kami sulit menerima pemain yang memutuskan tidak tampil pada sebuah pertandingan karena sudut pandang atau agama mereka,” ucap Zwanziger.
(Penulis: Wieta Rachmatia)