Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
21, AKP Benyamin Leo Betty (51), di Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya berukuran 3x2 meter. Sebuah televisi layar datar berukuran 22 inci setia menemani dengan tayangan sepak bola.
Waktu siang hari selalu ditunggu-tunggu oleh Om Ben, panggilan akrabnya. Saat jam istirahat, ia menyalakan laptop lalu membuka Youtube. Om Ben sedang gemar-gemarnya menonton video teknik sepak bola yang diperagakan bintang-bintang sepak bola dunia.
“Kalau dibuat sebuah kalimat, saya adalah polisi yang kini bertugas menjaga tahanan, tapi sepak bola tetap di hati,” ujar Om Ben saat ditemui Harian BOLA pada Senin (6/7).
Di Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, jabatannya saat ini adalah kepala seksi pengamanan barang bukti. Sebelumnya ia ditempatkan di Subdirektorat Perawatan Tahanan.
Meski memilih mengutamakan profesi sebagai polisi, Om Ben tak bisa meninggalkan sepak bola. Belum lama ini, ia mengawal Tim Liga Kompas Gramedia di Gothia Cup 2015 mendampingi Indriyanto Nugroho.
Galatama
Om Ben mengawali karier sebagai pemain di klub Perkesa 78 pada kompetisi Galatama mulai 1983-1985. Sebelumnya, ia berguru di Diklat Ragunan pada 1980. Ia seangkatan dengan Eduard Tjong, Yusuf Bachtiar, dan Suharno.
Lalu, bagaimana cerita Om Ben banting setir menjadi polisi? “Jujur saja, saya menginginkan pekerjaan tetap. Saya nekat mendaftar sekolah polisi pada 1985 di Lombok,” katanya.
Setelah menempuh pendidikan lanjutan di Singaraja, Bali, Om Ben menjadi rebutan Polda karena memiliki kemampuan di sepak bola.
“Dulu, ada empat Polda yang berebut. Ada Polda Bali-Lombok-Timor, Polda Jatim, dan Polda Metro Jaya. Saya akhirnya memilih Polda Metro Jaya,” ucapnya.
Setelah bertugas di Polda Metro Jaya pada 1985, Om Ben justru mendapat panggilan dari Persija. Ia memperkuat Tim Macan Kemayoran hingga 1986, kemudian pensiun dan mulai merambah ke jalur wasit dan pelatih.
Pada era 1990-an, saat Polri dan TNI masih berada di satu garis komando, Om Ben pernah dipercaya mengenakan ban kapten PS ABRI. Hal itu sangat membanggakan karena dalam sejarah PS ABRI sangat jarang menunjuk kapten dari anggota kesatuan polisi.
“Biasanya, kapten berasal dari korps angkatan darat. Pengalaman itu sangat membanggakan buat saya,” ujarnya.
Fisioterapi
Meski sibuk dengan urusan narkoba, Om Ben masih sempat meneruskan kuliah di D3 Kepelatihan Universitas Negeri Jakarta. Ilmu itu ia yakini bakal berguna untuk melanjutkan karier melatih.
“Setelah dapat ijazah D3, saya sudah mengantongi lisensi C AFC. Tentu bila ada kesempatan saya akan terus mengejar ilmu. Saya juga sangat tertarik untuk belajar fisioterapi,” tutur mantan Manajer Penugasan Perangkat Pertandingan PSSI era 2006-2010 ini.
Penampilan fisik Om Ben terkesan sangar. Berbadan besar, botak, dan berkulit gelap. Tak jarang saat ia melatih pesepak bola usia muda, pemain menganggapnya sebagai sosok yang galak, apalagi banyak yang tahu Om Ben juga anggota polisi.
Di balik itu, Om Ben adalah sosok yang sangat humoris. Saat melatih, ia sering melontarkan lelucon untuk mencairkan suasana dan membuat pemain nyaman. “Saya jarang marah, tapi tetap tegas karena itu sudah menjadi pembawaan sebagai anggota polisi,” ucapnya.
Di lingkungan Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, Om Ben sudah terkenal sebagai pelatih sepak bola. Biasanya para petugas yang berjaga memanggilnya dengan sebutan “Pak Ben bola”.
Data Diri
BENYAMIN LEO BETTY
Lahir: Lombok, 16 April 1964
KARIER SEBAGAI PEMAIN
Diklat Ragunan (1980-1983)
Perkesa 78 (1983-1985)
PSSI Pratama (1983)
Persija (1985-1986)
KARIER SEBAGAI PELATIH
Persija Jakarta Selatan (2008)
Persija U-21 (2014)
Liga Kompas Gramedia (2015)