Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Carlos Bilardo Siap ke Indonesia

By Caesar Sardi - Selasa, 19 Mei 2015 | 11:58 WIB
Ilustrasi. (Dok. BOLA)

FIFA memiliki 12 pelatih sebagai instruktur papan atas yang biasa memberikan kursus pelatihan. Salah satunya Carlos Bilardo, entrenador yang sukses mengasuh Diego Maradona dkk. hingga merebut Piala Dunia 1986.

Bilardo bersama para tokoh top lain seperti Cesar Luis Menotti, Marcelo Lippi, Franz Beckenbauer, Luis Felipe Scolari, Mario Zagalo, atau Michel Platini berkeliling dunia untuk membagi ilmu.

Beruntung BOLA sempat mewawancarai pelatih yang kerap disapa El Narigon alias Si Hidung Besar yang sempat menjadi dokter ahli ginekologi ini, Selasa (3/10) malam, di Hotel Las Nacionales, Buenos Aires. Berikut petikannya.

BOLA: Hola! Que tal, senor? Saya dari BOLA, Indonesia, ingin minta komentar seputar mudahnya Argentina memproduksi pemain-pemain bintang berusia muda.

Bilardo: Sepakbola di Argentina sudah menjadi budaya. Atmosfernya sangat baik untuk melahirkan pemain-pemain berkualitas. Ada kompetisi ketat, pelatih bertalenta, juga bisnis, program pembinaan, serta antusiasme publik bola. Semua saling mendukung.

Prestasi Lionel Messi kian meroket dan belakangan dijuluki sebagai golden boy atau bahkan Messidona. Sudah patutkah ia dinilai setinggi itu?


Messi brilian. Tapi, sama halnya di tahun 1986, banyak pemain berlatenta seperti Diego Maradona, Michel Platini, Hugo Sanchez, dan lain-lain. Siapa yang lebih bagus? Jawabannya, dia yang keluar sebagai juara, Maradona. Begitu pula Messi. Dia bagus dan saya sangat berharap dia bisa lebih berkembang dari itu. Masalahnya sampai saat ini Messi belum memberikan bukti juara dunia.

Kini Argentina bertabur bintang muda seperti Messi atau Carlos Tevez. Mana lebih kuat, tim Argentina 2007 atau 1986?

Jawabannya seperti pernyataan saya di atas. Saat ini komposisi tim Argentina juga diisi pemain-pemain bagus. Sama dengan tim 1986. Hanya, sekali lagi, yang membedakan adalah: sudah juara atau belum. Mudah untuk membuat komparasi.

Komitmen FIFA

By the way, seberapa sibuk Anda sebagai instruktur FIFA? Bagaimana membagi waktu dengan kesibukan lain selaku komentator televisi?


Saya punya komitmen dengan FIFA. Sibuk, tentu, tapi saya bisa menjalaninya. Soal job komentator televisi, saya hanya tak ingin jauh-jauh dari sepakbola. Dengan menjadi komentator, setiap hari saya bisa mengulas apa saja tentang pertandingan.

Bersediakah Anda datang ke Indonesia, berbagi ilmu dengan para pelatih guna meningkatkan kualitas sepakbola di sana? Negeri kami juga amat fanatik pada sepakbola.

Ya, saya tahu. Saya juga tahu timnas Indonesia sekarang berlatih di CEFAR. Secara prinsip, saya siap ke Indonesia. Jadwalnya besok akan diatur manajer saya. Berbagi ilmu memang menjadi tugas saya.

Gracias. Terima kasih.


(Penulis: Sigit Nugroho)