Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Menuju Real Madrid Idol

By Caesar Sardi - Jumat, 3 Juli 2015 | 07:00 WIB
Akan ada 22 bocah yang diterbangkan ke Valdebebas. (Dok. BOLA)

Bali (RMFA) menggulirkan periode perdananya, Agustus 2008, 22 anak terbaik dalam termin itu akan diterbangkan ke Valdebebas guna bertempur melawan personel akademi pusat El Real.

Jaminan soal kepastian ini dilontarkan Alan Solowiejczyk, Presiden Direktur Real Sports Southeast Asia, perusahaan berbasis di Singapura yang dipercaya memegang lisensi untuk mendirikan akademi Madrid di wilayah Cina, Australia, dan Asia Tenggara.

“Khusus pada tahun pertama, kami hanya menerima murid tuan rumah. Dalam hal ini anak-anak asli Indonesia. Jadi secara otomatis yang akan berangkat ke Valdebebas pun murni asal Indonesia,” tutur pria blasteran AS-Polandia itu saat pembukaan kamp pelatihan Madrid di Canggu, Bali.

Siapa kira-kira ke-22 bocah (dalam rentang 9-18 tahun) lokal yang nanti berhak menjajal pasukan akademi Valdebebas? Keputusan ada pada PSSI. Apa pasal? Otoritas sepakbola tertinggi di Indonesia ini bakal memegang peran penting dalam penyaringan calon penghuni akademi cabang Bali.

Bagaimana bentuk penyaringan itu sendiri masih dalam taraf penggodokan. Prosesnya harus benar-benar matang mengingat ini berhubungan erat dengan aspek scholarship alias beasiswa bagi anak-anak yang memiliki bakat besar tapi kurang beruntung dari sisi finansial.

Guna mengantisipasi masalah keuangan ini, pihak akademi menyusun komposisi 60%-40% atau 70%-30% antara murid dengan beasiswa dibandingkan murid yang membayar. Itu bergantung pada berapa jumlah suntikan dana dari pihak sponsor selama penyaringan pemain nanti.

“Kami menyadari tak banyak anak Indonesia tergabung dalam strata ekonomi kelas atas. Karena itu, kami memberlakukan jalur beasiswa ini,” papar Demis Djamaoeddin, project officer kamp latihan Madrid yang dalam kesehariannya menjabat sebagai International Director PSSI itu.

Mengutamakan Akademis

Rencananya mekanisme pemilihan akan dijalankan dalam format yang mirip pentas Indonesian Idol. Yang membedakan adalah pemenang di sini tidak ditentukan oleh publik via pengiriman SMS. Di sini kolaborasi antara PSSI dan tim pelatih Madrid yang akan menentukan.

Menurut Solowiejczyk, semua akan diawali dengan road show di enam daerah berbasis sepakbola kuat, yakni Medan, Jayapura, Jakarta, Surabaya, Kalimantan, dan Sulawesi, pada Maret depan. Dari keenam region ini diharapkan bakal muncul 6 hingga 20 calon peserta akademi.

Jika sudah terjaring sekitar 100-120 calon ”akademia”, bibit-bibit unggul ini akan digembleng di RMFA. Di tempat yang siap dibangun di Nusa Dua itu, semua murid bakal menjalani 40 pekan dengan standar disiplin ekstra tinggi ala Madrid.

“Mereka akan dimasukkan dalam asrama dengan supervisi penuh soal jam tidur, makanan, minuman, sampai waktu luang. Di sana mereka juga dilarang memakai telepon. Pokoknya mereka akan dibentuk menjadi pesepakbola andal,” imbuh Solowiejczyk.

Namun, dalam proses doktrinasi seharga 20.000 dolar AS per murid ini (sudah termasuk biaya akademi, penginapan, dan pelajaran formal), RMFA dan PSSI tetap mengusung sektor pendidikan sebagai tonggak terdepan. Nanti setiap murid diwajibkan tetap mengikuti pelajaran. Pilihannya bisa dalam bentuk SD, SMP, SMA, atau sekolah internasional.

(Penulis: Sapto Haryo Rajasa)