Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dari semua pemain Arema Cronus, Hasim Kipuw boleh dibilang yang paling kesal dan emosi dengan dibatalkannya turnamen Sunrise of Java (SoJC) 2015 Banyuwangi. Bukan hanya lelah tenaga dan pikiran, tetapi juga materi. Sebab, pemain asal Ambon ini menyusul rombongan dari Jakarta pada Selasa (29/6/2015).
Kipuw melakukan perjalanan mulai pukul 07.00 menempuh penerbangan Jakarta - Bali lebih dulu. Setibanya di Bali, ia melanjutkan penerbangan dengan rute Denpasar - Banyuwangi.
Perjuangan Kipuw semakin berat karena dia harus menunggu pesawat selama lima jam di Bandara Ngurah Rai. Begitu hendak terbang, dia mendapatkan kabar di media sosial kalau SoJC dibatalkan.
"Saya langsung telepon tim pelatih. Ternyata memang ada kabar pembatalan karena tidak ada izin kepolisian. Jadi saya disarankan kembali lagi ke Jakarta," katanya.
Setelah mendapatkan saran itu, Kipuw langsung mencari tiket kembali ke ibukota. Dua jam lagi dia harus menunggu pesawat di bandara. Parahnya, tiga tiket penerbangan itu dibeli dari uang pribadinya.
"Saya nggak bisa komentar lagi lah. Mungkin abang bisa ngrasain sendiri situasi seperti ini," ujarnya dengan nada kesal.
Sebelumnya, Kipuw memang tidak bisa berangkat bersama rombongan Arema dari Malang karena harus ikut pertandingan amal untuk pengobatan pemain sesama Ambon, Alfin Tuassalamony, di Jakarta.
Namun, dia punya niat baik untuk ikut bertanding dalam ajang SoJC bersama Singo Edan. Apalagi ada iming-iming match fee dan hadiah mobil jika berhasil jadi juara.
Beberapa waktu lalu, Kipuw mengaku tak munafik kalau faktor match fee jadi daya tarik. Dia dan juga pemain lain butuh tambahan pemasukan menjelang lebaran. Nyatanya, justru kerugian yang didapatkan.