Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Indonesia Menang Dramatis di Piala Gothia

By Jalu Wisnu Wirajati - Kamis, 16 Juli 2015 | 11:14 WIB
Indonesia menang adu penalti pada babak 128 besar Piala Gothia. (Agung Setyahadi/KOMPAS)

GOTHENBURG, JUARA.net – Indonesia lolos dari babak 128 besar Piala Gothia yang dilangsungkan pada Rabu (15/7/2015). Kemenangan Indonesia yang diwakili para jagoan Liga Kompas Gramedia itu sangatlah dramatis.  

Laporan wartawan Kompas, Agung Setyahadi, langsung dari Gothenburg, Swedia.

Air mata dan tawa mengiringi gol Ahda Suhada yang menjadi penentu kemenangan skuad Liga Kompas Gramedia-SKF Indonesia atas Subiaco Junior Football Club dari Australia di babak 128 besar atau 1/64 final Piala Gothia kategori U-15, Rabu (15/7/2015). Indonesia menang 4-3 melalui adu penalti setelah bermain 3-3 dalam rentang 2x30 menit.

Gol striker yang dijuluki “Badak” itu mengakhiri ketegangan di Lapangan Heden 3, Gothenburg, Swedia. Teriakan dan tepuk tangan suporter memecah udara malam yang mulai menggigit kulit. Ahda berlari ke tepi lapangan menghampiri para suporter Indonesia. Pemain Liga Kompas Gramedia (LKG) yang lain pun menghambur mengejar Ahda.

Mereka memeluk Ahda. Teriakan dan tawa para pemain masa depan Indonesia itu kemudian berubah menjadi isak tangis. Air mata bahagia meleleh setelah nasib mereka di Piala Gothia sempat di ujung tanduk.

“Saat melangkah dari tengah lapangan ke titik penalti rasanya deg-degan, ada rasa takut kalau tidak gol. Tetapi saya berusaha fokus. Saya tidak ingin kembali gagal seperti tahun lalu (di kategori U-14) tersingkir di babak ini,” ujar Ahda.

Pemain binaan sekolah sepak bola Tunas Cipta itu menyelesaikan jalan yang telah dibuka oleh kiper Wildan Mauluddin Achyar yang menggagalkan penalti kedua dan kelima Subiaco. Penyelamatan terakhir menjadi sangat krusial karena eksekusi penendang keempat tim LKG Rafi Syarahil berhasil ditepis oleh kiper Subiaco. Tiga algojo sebelumnya, Divie Alviandi, Riza Alfin Zidane, dan Yuswanto Aditya sukses menyelesaikan penalti.

“Dua penyelamatan itu adalah hasil latihan dan pengalaman di LKG. Selama kompetisi saya terbiasa menghadapi laga-laga penentu sehingga tidak terlalu tegang menghadapi adu penalti ini,” ujar Wildan.

Menegangkan

Kemenangan ini sangat melegakan bagi para pemain LKG yang dua kali menyamakan kedudukan, hingga memaksa laga diakhiri melalui adu penalti. Anak-anak asuh pelatih Indriyanto Nugroho dan asisten pelatih Benyamin Leobetty ini sempat unggul melalui gol penyerang sayap Aria Bisma Bagaskara di menit ke-8. 

Namun, sembilan menit kemudian Subiaco menyamakan kedudukan melalui tendangan bebas Matthew Tissiman. Subiaco berbalik unggul di menit ke-24 melalui serangan balik yang diselesaikan oleh Daniel Pearce. Tim LKG memiliki lima peluang gol balasan melalui Muhammad Rafi Izzudin, Bagaskara, Muhammad Hambali Tolib, dan Rafi Syarahil, namun semuanya terbuang. 

Perjuangan “Laskar Ciracas” berbuah gol penyama kedudukan beberapa detik menjelang turun minum melalui sontekan Hambali. Gol ini memotivasi para pemain LKG untuk berjuang lebih keras. Mereka kembali menekan di babak kedua, namun Subiaco kembali mencuri gol melalui serangan balik. Sepakan Roshan Gilbert membawa wakil Australia itu unggul 3-2.

Tiga gol Subiaco ini menjadi catatan penting karena tim LKG rawan saat diserang balik, dan kurang solid dalam mengantisipasi bola-bola mati. Titik lemah ini menjadi fokus pembenahan tim pelatih LKG.

Setelah tertinggal gol, para pemain LKG semakin gencar menyerang. Mereka berusaha membongkar pertahanan lawan yang bertahan total. Peluang gol tercipta berulang kali namun semuanya kandas, termasuk dua kali tendangan Zidane dan Rafi Izzudin yang membentur gawang.

Anak-anak yang bermimpi membawa pulang Piala Gothia ke Indonesia ini diselamatkan oleh kerja keras dan semangat pantang menyerah mereka. Kemelut di depan gawang Subiaco saat laga tingga dua menit berbuah hadiah penalti. Wasit menunjuk titik putih setelah bola tendangan Rafi Izzudin tertahan tangan aktif bek lawan. Penalti diselesaikan oleh gelandang Divie Alviandi. 

“Ini pelajaran berharga bagi kami supaya tidak mudah putus asa,” tegas Rafi Izzudin.

Percaya Diri

Kemenangan dramatis ini mengantar tim LKG melaju ke babak 64 besar atau 1/32 final melawan wakil Swedia Vasby IK FK. Laga ini akan berlangsung di lapangan Slattadam 1 pada Kamis pukul 14:30 CET atau 19:30 WIB. 

Jika tim LKG kembali menang, mereka akan melawan pemenang antara Mo IL dari Norwegia dan Accademia IC dari Italia di babak 32 besar atau 1/16 final. Laga ini berlangsung di lapangan Grimbo 2, Kamis pukul 20:00 CET atau Jumat 01:00 WIB.

“Kemenangan yang diraih melalui kerja keras ini membuat kami lebih semangat lagi untuk menghadapi laga berikutnya. Laga ini mengangkat kepercayaan diri kami,” tegas Divie.

Pelatih tim LKG Indriyanto Nugroho menilai, kemenangan atas Subiaco membuktikan bahwa anak-anak asuhnya bermental cadas. Mereka mampu mengatasi tekanan, pantang menyerah, dan bekerja keras.

“Mereka telah melalui ujian mental yang sangat berat. Saya hanya bisa mengatakan anak-anak ini luar biasa. Semoga mereka bisa bermain lebih baik di laga selanjutnya hingga final,” ujar Indriyanto. 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P