Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
pemain lain sibuk mengikuti pertandingan tarkam di beberapa daerah, ternyata masih ada pesepak bola yang menghindar.
Padahal, beberapa pemain menganggap pertandingan tarkam menjadi solusi dari kevakuman kompetisi. Mereka bahkan mendapatkan pemasukan pengganti dari pertandingan tersebut.
Nominal yang didapat pun terbilang besar, antara Rp1-5 juta setiap tampil di satu pertandingan. Namun bagi Ismed Sofyan dan Kim Jeffrey Kurniawan, enggan mengikutinya.
"Saya beda pandangan soal itu. Saya sejak main profesional belum pernah main tarkam," katanya.
Ada beberapa poin yang menjadi pertimbangan pemain asal Aceh itu enggan ambil bagian. Salah satunya adalah alasan keamanan.
Baginya, bermain tarkam memiliki resiko tinggi mengalami cidera. Mulai dari lapangan yang tidak bagus, lawan yang tidak profesional, hingga penanganan medis yang tidak jelas membuat Ismed dan Kim memilih menghindar.
"Level Liga Super Indonesia saja kadang-kadang kurang bagus penanganan medisnya, apalagi level tarkam," ujar Ismed.
Hal serupa diutarakan oleh Kim. Adik ipar Irfan Bachdim itu fokus untuk menghindari cidera dari bermain tarkam. "Saya memiliki kontrak yang harus dihormati. Jika bermain tarkam, terus cidera maka saya melanggar kontrak. Lagi pula siapa yang mau bertanggung jawab bila saya cidera," tutur pemain Persipasi Bandung Raya itu.
Akan tetapi, Ismed dan Kim menganggap wajar ada pemain yang mengikuti tarkam. "Di satu sisi mungkin karena tak ada usaha lain, selain itu punya istri dan anak yang harus dinafkahi," kata Ismed.