Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Ramdani Lestaluhu, Teruskan Tradisi Tulehu

By Caesar Sardi - Selasa, 12 Mei 2015 | 15:32 WIB
Ilustrasi. (Dok. BOLA)

Tulehu merupakan daerah di Maluku yang punya tradisi sepakbola kuat. Tak sedikit pesepakbola berbakat muncul dari wilayah itu. Rizki Ramdani Lestaluhu adalah salah satu pemain muda bertalenta tinggi yang lahir dan besar di Tulehu.

Seperti pemain asal Maluku kebanyakan, putra bungsu dari delapan bersaudara itu punya kemampuan teknik di atas rata-rata. Meski posturnya terbilang mungil, Dani, sapaan akrabnya, tetap menyita perhatian. Ia meneruskan tradisi Tulehu melahirkan pemain macam Imran Nahumarury atau Rahel Tuasalamony, yang pernah menghiasi skuad timnas.

Pelatih Persija, Sergei Dubrovin, dan asistennya, Isman Jasulmei, terpikat saat melihat aksi Dani bersama Diklat Ragunan dalam partai uji coba lawan Persija sebelum LI 2007 diputar.

Isman terang-terangan mengajukan penawaran kontrak pada siswa kelas tiga jurusan IPS itu. Hanya, karena Dani masih menginjak kelas dua, Persija menunggu bursa transfer tahap kedua untuk mendapatkan pengidola Pablo Aimar, gelandang timnas Argentina, ini.

“Saat itu saya sama sekali tak menyangka bisa masuk tim sebesar Persija. Apalagi ini karier pertama, sungguh perasaan yang luar biasa saya rasakan,” aku Dani, yang kini tergabung dalam skuad timnas U-19.

Anak pasangan Abdul Latif Lestaluhu dan Sehat Ohorella itu tak butuh waktu lama untuk menjawab kepercayaan Dubrovin. Turun pertama di laga amal untuk almarhum manajer Persija, H. Susanto, di Gelora 10 November, Surabaya, Dani bermain apik dan mencetak satu gol. “Gol itu hanya kebetulan,” tuturnya merendah.

Postur Kurang

Sosok pemalu ini memang tak mau terlalu dipuji. Ia khawatir besar kepala dan malas untuk belajar. “Biasanya kalau sudah merasa hebat orang akan sombong dan merasa puas dengan apa yang dimiliki. Padahal saya masih jauh dari kata hebat. Saya masih di awal karier dan ingin terus belajar dan mengembangkan kemampuan,” papar Dani.

Ramdani merasa beruntung berada di antara kumpulan pemain bintang di Persija. “Saya sering berkonsultasi dengan pemain senior. Mereka juga selalu memberikan masukan penting pada saya. Ini kesempatan yang langka bagi pemain muda seperti saya,” tuturnya.

Dani sadar masih punya kekurangan, terutama soal postur. Dengan tinggi 166 cm dan berat 54 kg, Dani berusaha mengembangkan otot pada tubuhnya. “Memang itu yang harus dilakukannya. Hanya berbekal teknik bagus saja tak cukup, terutama ketika bertemu lawan dari luar negeri yang besar. Ia akan mudah terpental jika beradu badan,” terang Bambang Nurdiansyah, pelatih timnas U-19.

(Penulis: Fahrizal Arnas)