Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sejak Super Lig Turki digelar pada 1959, hanya terdapat dua klub di luar Kota Istanbul yang mampu meraih status kampiun, yakni Trabzonspor (6 kali) dan Bursaspor (1).
Super Lig seolah hanya menjadi kompetisi antara tiga raksasa Istanbul: Galatasaray (20 kali juara), Fenerbahce (19), dan Besiktas (13).
Kehadiran tim promosi dengan ambisi besar macam Antalyaspor jelas bakal membuat para raksasa Istanbul merasa was-was.
Respons Istanbul
Hal tersebut telah terbukti jika menilik manuver mereka di bursa transfer. Keberhasilan Antalyaspor mendatangkan Eto’o dan Ronaldinho segera direspons Galatasaray dengan merekrut Lukas Podolski dari Arsenal.
Cim Bom, julukan Galatasaray, membeli Podolski dengan biaya sebesar 2,5 juta euro (37,1 miliar rupiah). Pemain yang akrab disapa Poldi itu menandatangani kontrak selama tiga musim.
Poldi perlu tampil reguler demi meraih satu tempat di skuat Jerman pada ajang Euro 2016 mendatang.
“Kami berkomunikasi secara baik dengan Arsene Wenger (manajer Arsenal). Ia ingin mempertahankan Lukas tapi tak bisa memberikan garansi sebagai pemain inti. Karena itu kami menyepakati transfer,” kata agen Podolski, Nassim Touihri di Bild.
Fenerbahce juga tak tinggal diam. Setelah sukses mendapatkan sayap Luis Nani, Fener ngotot mendekati Robin van Persie (Manchester United). Bisikan dari Dirk Kuyt disinyalir membuat Van Persie berminat menjajal Super Lig Turki.
Kuyt merupakan rekan Van Persie di Feyenoord dan timnas Belanda. Ia sempat memperkuat Fenerbahce pada 2012-2015.
Besiktas juga tampak ingin menjaga status Istanbul sebagai kiblat sepak bola Turki. Meski kehilangan Demba Ba (ke Shanghai Shenhua), Si Elang Hitam kini gencar mendekati striker pelapis Chelsea, Loic Remy.