Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Klub Kembali Royal, Pamor Serie A Terangkat?

By Firzie A. Idris - Kamis, 2 Juli 2015 | 09:50 WIB
Geoffrey Kondogbia, pimpin deretan pemain mahal gabung ke Serie A. (@inter)

Pada awal 1990-an, Serie A sempat menjadi destinasi semua pemain sepak bola di dunia untuk meraih kejayaan dan uang. Namun, dalam beberapa tahun terakhir kompetisi sepak bola tertinggi di Italia itu sempat meredup.

Kondisi tersebut merupakan imbas dari krisis ekonomi yang juga dialami sebagian besar negara-negara Eropa daratan. Terlebih, kemunduran ini juga adalah dampak dari kesalahan klub-klub Serie A dalam berinvestasi.

Sebelum tahun 2000, klub-klub Serie A terlalu fokus membangun timnya dengan mendatangkan para pemain terbaik dari seluruh dunia. Arus deras tersebut berhasil membuat Liga Italia megah karena bertabur bintang.

Klub-klub semisal Juventus, AC Milan, Internazionale, AS Roma, Lazio, Parma, Fiorentina, Sampdoria, Udinese, hingga Bologna memiliki pemain bintang dunia. Hal ini membuat kompetisi berlangsung panas, ketat, dan tentunya seru.

Tetapi dalam beberapa musim terakhir, pemandangan tersebut sulit terlihat di Serie A. Klub-klub seperti macan ompong di kompetisi antarklub Eropa, beberapa di antaranya mengalami kebangkrutan, dan para pemain berkualitas pun seakan enggan untuk menjadikan Italia sebagai tempatnya bermain.

Klub-klub Serie A tidak lagi memiliki dana melimpah dan hanya bisa mendatangkan pemain 'kelas dua' atau mantan bintang yang kemampuannya sudah mulai memudar. Miroslav Klose, Jeremy Menez, Diego Lopez, Alex Dias da Costa, dan Nemanja Vidic menjadi deretan pemain papan atas yang bergabung dengan Serie A dengan status bebas transfer setelah masa keemasan mereka lewat.

Selain mendatangkan pemain gratisan, berbagai intrik untuk mendatangkan pemain seperti meminjam terlebih dahulu atau kepemilikan bersama menjadi hal yang biasa terjadi di Italia.

Kebangkitan Finansial

Kini kondisi tersebut secara perlahan kini mulai dibenahi. Masuknya beberapa investor seperti Erick Thohir bersama Inter dan Bee Taechaubol di Milan membuat kedua klub tersebut kini mulai menggeliat di bursa transfer.

Bersama Juventus yang sukses meraih gelar Scudetto dalam empat musim terakhir, Milan dan Inter kini sibuk memboyong beberapa pemain dengan harga tinggi. Tujuannya tidak lain, yaitu mengembalikan posisi mereka sebagai salah satu yang terbaik di Italia dan Eropa.

Beberapa pemain seperti Mario Mandzukic, Geoffrey Kondogbia, Paulo Dybala, dan Andrea Bertolacci menjadi sederet pemain termahal Serie A pada bursa transfer musim panas 2015. Daftar tersebut akan semakin memanjang hingga September 2015 jika melihat ambisi klub-klub Italia, terutama Juventus, Milan, dan Inter.

Bahkan hingga akhir Juni 2015, Serie A menjadi yang paling jor-joran jika dibandingkan dengan Premier League, La Liga, dan Bundesliga dalam mendatangkan pemain. Lebih dari 266 juta euro atau empat triliun rupiah telah mereka habiskan ketika jendela transfer musim panas 2015 baru saja dibuka.

Meski terlihat boros, kondisi ini tentu bisa membuat para pecinta Serie A semakin bergairah. Namun, apakah kualitas dan pamor mereka akan segera terangkat seperti satu atau dua dekade silam? Kita lihat saja saat musim 2015/16 bergulir!

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P