Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kasus indisipliner Zaenal Arif menjelang laga akhir timnas melawan Rep. Korea di penyisihan Grup D Piala Asia 2007 kian meruncing. Pembelaan bomber asal Bandung tersebut yang disampaikan di sejumlah media massa memicu amarah manajemen timnas.
Arif dinilai telah melontarkan kebohongan publik. “Semua pengakuannya bohong besar!” ungkap Andi Darussalam, manajer timnas emosional.
Salah satu pernyataan Arif yang disoroti Andi adalah pengakuan yang menyebutkan dia hanya telat sejam dari batas jam malam timnas. Faktanya, menurut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Liga Indonesia tersebut, hingga pukul 02.00 WIB Arif belum juga kelihatan batang hidungnya di Hotel J.W. Marriot.
“Pukul 22.00 WIB saya telepon dia, menanyakan posisinya ada di mana. Dia bilang sedang ada urusan keluarga. Saya minta agar dia segera cepat pulang ke hotel. Ditunggu-tunggu dan dicek langsung hingga dua kali sampai pukul 01.30 dia belum ada di kamar,” jabar Andi.
“Sepengetahuan saya, dua kali kamar kami dicek. Pertama sekitar pukul 10-an Alexander Dimitrov dan dokter tim masuk kamar, saat itu Bang Arif belum ada. Yang kedua pelatih Ivan Kolev dan asisten Syamsuddin Umar datang mengecek langsung, dia saat itu belum ada di tempat. Soal jangka waktu persisnya, saya kurang tahu karena saat itu saya tertidur, tidak lihat jam,” aku Ahmad Juprianto, rekan sekamar Arif.
Ke Diskotek
Meluncurnya pengakuan-pengakuan itu membuat posisi Arif kian terpojok. Kans lolos dari hukuman Komisi Disiplin PSSI, yang menggelar sidang Senin (23/7), kian menipis.
Rumor tak sedap yang menyebutkan Arif pergi bukan karena keperluan keluarga membuat perkembangan kasus kian seru. Gosip yang berembus: Arif menghabiskan waktu dengan salah satu model papan atas Indonesia di salah satu diskotek ibu kota.
Namun, hal itu disanggah yang bersangkutan. “Demi Allah saya keluar untuk kepentingan keluarga. Saya bukan tipikal pemain yang doyan yang aneh-aneh. Saya tipikal orang rumahan, tak suka keluyuran malam,” elak Arif.
“Dalam kasus ini, sang pemain sudah ketahuan bersalah. Soal besarnya hukuman kita lihat nanti, Komdis mendengar keterangan sang pemain dan saksi-saksi lain. Kami tak ingin bertindak gegabah sebelum mengetahui fakta sebenarnya,” ungkap Hinca Panjaitan, Ketua Komdis.
Komentar bijak dikemukakan Firman Utina, sesama pemain timnas. “Andai Arif mengakui kesalahannya, saya yakin PSSI bakal memaafkan. Tak perlu menyampaikan berbagai alasan. Tindakan keluyuran malam jelas-jelas salah, mau membela diri seperti apa pun tak ada guna,” ujar Firman, yang pernah main bareng dengan Arif saat memperkuat Persita.
(Penulis: Ario Yosia)