Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sao Paulo sudah dinobatkan menjadi kampiun Campeonato Braileiro tahun ini. Seperti sudah ditebak sebelumnya, kiper mereka, Rogerio Ceni, terpilih sebagai kiper terbaik di liga domestik Brasil tersebut.
Ceni juga meraih dua gelar prestisius lain, yaitu gelar sebagai pemain terbaik tahun ini sekaligus terpilih menjadi pemain favorit pilihan penonton. Mengingat sang kiper kini telah berusia 34 tahun, media lokal pun terusik untuk menginvestigasi apakah memang tidak ada lagi talenta muda Brasil yang layak diidolai?
Pada O Globo, pelatih klub peringkat kedua Campeonato Braileiro (Santos), Vanderlei Luxemburgo, membenarkan dugaan di atas. Menurutnya, terpilihnya Ceni untuk kedua kali secara berturut-turut adalah pertanda buruk untuk regenerasi pemain Brasil.
“Sebelum Rogerio terpilih tahun lalu, pemain terbaik di liga domestik kita adalah pemain Argentina, Carlos Tevez. Generasi terbaik klub Santos sendiri menurut saya ada pada 2002 ketika Diego, Robinho, dan Renato menjadi pemain muda yang diperhatikan banyak orang,” katanya di ajang forum sepakbola internasional pada pekan lalu.
Luxe pun menilai bahwa praktis dalam lima tahun terakhir Campeonato Braileiro tidak lagi memproduksi talenta muda yang layak dibanggakan.
“Pemain-pemain muda Brasil dalam usia yang sangat muda sudah dibeli klub Eropa. Saya semula berharap Alexandre Pato bisa tetap bertahan di Internacional dan menjadi panutan bagi pemain muda lain, tapi ia justru memilih bermain di Italia,” tambah Luxe lagi.
Pato memang sekarang sudah menjadi anggota skuad AC Milan dalam usia 18 tahun, meski tidak tampil terlalu menonjol pada ajang Piala Dunia U-20 di Kanada tahun ini.
Imbasnya, mantan pelatih Real Madrid dan timnas Brasil ini pun lalu menyerukan agar pemerintah turun tangan memperlambat ekspor pemain.
Bisa Mengurangi Pendapatan
Luxe meminta asosiasi nasional Brasil, CBF, berbicara dengan pihak otoritas Brasil untuk menilik kemungkinan melakukan ratifikasi undang-undang soal perizinan pembelian pemain oleh klub-klub asing.
“Idealnya klub-klub Brasil diwajibkan mempertahankan pemain hingga usianya mencapai 23 tahun. Ini penting agar pemain Brasil tidak dibentuk oleh kaum profesional asing yang tidak mengerti ilmu dan kultur Brasil,” tandas Luxemburgo menutup pembicaraan.
Awal pekan ini rencananya wacana yang mulai bergulir dan membesar laksana bola salju tersebut akan ditanggapi pemerintah Brasil dalam sebuah forum yang terbuka untuk publik. Sisi lain yang menurut pemerintah harus diperhatikan adalah kemungkinan menciutnya pendapatan nasional bila keran ekspor pemain muda sedikit ditutup.
(Penulis: Darojatun)