Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Selepas membela timnas Piala AFF 2004 nama Kurniawan Dwi Yulianto seolah hilang dari peredaran. Striker yang pernah berguru di kompetisi Primavera tahun 1995 itu bahkan sudah tak diminati pelatih timnas, Ivan Kolev.
Namun, musim ini Kurus, begitu ia akrab disapa, kembali menarik perhatian. Bersama tim semenjana seperti Persitara, ia menduduki barisan papan atas pencetak gol dari sekumpulan pemain lokal. Sepuluh gol ia lesakkan.
Benny Dollo, pelatih timnas Liga Selection, pun memanggilnya dalam uji coba melawan Borussia Dortmund (19/12). “Ia striker yang kenyang pengalaman dan cukup subur saat ini,” ungkap Benny.
Pemanggilan ini pun di luar dugaan Kurus. “Ya, terima kasih kalau PSSI masih menganggap saya cukup mampu membela timnas. Ini jelas kesempatan besar untuk memberikan bukti bahwa saya masih eksis,” terang Kurus.
Tak ada target khusus kecuali ingin mencatatkan diri sebagai pemain yang memperkuat Indonesia saat melawan Dortmund. “Saya cukup tahu diri, kini banyak pemain muda. Kesempatan ini akan saya jawab dengan permainan terbaik,” terang Kurus.
Menyangkut rencana ke depan, Kurus sudah memikirkan untuk berbisnis selepas gantung sepatu nanti. “Lewat uang yang sudah saya kumpulkan dari sepakbola, saya ingin mempunyai usaha dari situ,” ungkap pemain yang mengaku akan pensiun empat tahun lagi atau saat usianya menginjak 35 tahun itu.
Usia ini tergolong cukup berumur bagi pesepakbola Indonesia. Kini mungkin hanya Ansyari Lubis, Rochy Putiray, dan Nur’alim yang berumur 35 tahun yang masih mencoba peruntungan di sepakbola. Ada juga Suwita Pata dari Persib.
“Kalau pesepakbola luar negeri seperti Alan Shearer atau Paolo Maldini masih bisa bersinar di usia tua, mengapa saya tidak? Saya terpacu,” terang Kurus.
(Penulis: Ary Julianto/Budi Kresnadi)