Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kesuksesan Cile menjuarai Copa America memunculkan konsekuensi bagi masa depan sederet pahlawan di tim mereka.
Eduardo Vargas, Mauricio Isla, dan Gary Medel. Garis merah yang menghubungkan tiga pilar Cile di Copa America 2015 itu ialah kesamaan memperkuat klub Serie A. Vargas masih dimiliki Napoli. Setelah kejuaraan antarnegara terakbar di Amerika Selatan kelar, nilai pasarnya terus meroket.
Dari harga cuma enam juta euro pada Februari, penyerang berusia 25 tahun itu kini ditawar Arsenal 16 juta euro atau setara 236 miliar rupiah. Peningkatan itu merupakan efek ledakan performa Vargas di Copa America. Ia mengakhiri turnamen dengan status top scorer bersama Paolo Guerrero (Peru) berkat catatan empat gol.
Prestasi itu jelas hebat mengingat sosok Vargas pada awalnya tak diperhitungkan karena keberadaan striker top macam Edinson Cavani (Uruguay), Radamel Falcao (Kolombia), Neymar (Brasil), sampai Lionel Messi (Argentina).
Hal menarik dari Vargas ialah ledakan di timnas justru terjadi setelah ia disia-siakan klub. Penyerang lincah berjulukan Turboman itu bergabung dengan Napoli pada Januari 2012. Saat itu, ia direkrut dengan harga mahal, 11 juta euro, disertai ekspektasi tinggi. Yang terjadi selanjutnya malah periode suram.
Vargas tak mencetak satu pun gol dan cuma tampil 19 kali berbaju Napoli di Serie A selama 2012-2013. Ia dipinjamkan ke Gremio (2013), Valencia (2013/14), dan malah gagal menyelamatkan QPR (2014/15) dari degradasi musim kemarin.
Tanpa gol di ajang Serie A bersama Napoli. (Giuseppe Bellini/Getty Images)
Saat dipinjamkan ke Valencia. (Jose Jordan/AFP)