Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Putih. Di Piala Asia 2007, Budi, yang dijuluki Ular Piton karena gaya gocekannya yang meliuk-liuk, berobsesi meningkatkan penampilan dibanding ajang serupa di Piala Asia Cina 2004.
Kala itu, pria kelahiran Plemahan, Kabupaten Kediri ini mencetak gol di partai perdana melawan Qatar. Timnas akhirnya mencatat sejarah kemenangan pertama di Piala Asia setelah menundukkan Qatar 2-1. Apakah dia ingin mengulang hal sama, atau lebih bagus lagi? Berikut wawancara BOLA dengan striker Persik ini.
Masih punya keinginan untuk selalu mencetak gol di partai perdana melawan Bahrain?
Saya pribadi selalu ingin memberikan yang terbaik, termasuk membuat gol bila ada peluang. Kalau kans tertutup, saya tak akan egois. Bagi saya yang penting kami bisa melewati partai pembuka dengan kemenangan.
Gaya permainan Bahrain mungkin tak beda jauh dengan Qatar. Pendapat Anda?
Kalau dilihat dari asal mereka, tentu tak akan beda jauh. Tapi tiap pelatih punya gaya sendiri. Lawan siapa pun, saya ingin mencetak gol. Kekuatan Bahrain pasti tak sama dengan Qatar, apalagi mereka belum teraba.
Dengan pola 4-3-3, Anda diplot oleh Kolev untuk beroperasi sebagai penyerang sayap. Ada kendala?
Pola ini fleksibel. Saya, Elie, dan Bambang bisa saling tukar tempat tergantung situasi. Di posisi mana pun bagi saya sama saja. Saya lebih bisa berimprovisasi karena menyisir sisi lapangan dengan kecepatan dan dribel. Kolev mungkin melihat saya punya umpan silang bagus sehingga menempatkan saya di sayap.
Soal jadwal pertandingan, apakah ada keuntungan dengan melawan Bahrain lebih dulu?
Ada untungnya juga. Jika berhasil melewati partai pertama dengan kemenangan, motivasi kami akan berlipat di pertandingan berikut meski bagi kami semua lawan di Grup D berat semua. Kami harus selalu fokus di tiap pertandingan. Apalagi cuma dua tim terbaik yang mewakili tiap grup. Jadi perlu perjuangan ekstra.
Apa perbedaan timnas Indonesia di Piala Asia Cina 2004 dengan sekarang?
Sebagian pemain yang ikut timnas tiga tahun lalu masih ada di tim sekarang. Ada Bambang, Elie, Ponaryo, Syamsul, Ismed, Hary, Jendri, dan saya. Tentu kami sudah semakin matang dan tambah pengalaman. Saya rasa ini bisa jadi salah satu faktor yang menambah kesolidan timnas sekarang.
Dukungan penonton bisa punya pengaruh dengan penampilan timnas?
Ini juga yang akan membedakan dengan Piala Asia 2004. Sekarang kita bermain di hadapan suporter. Tentu ada bedanya. Pemain akan lebih termotivasi asal dukungan suporter bentuknya positif.
Di beberapa pertandingan uji coba hal ini sudah terbukti. Pemain selalu tampil maksimal dengan dukungan positif dari suporter. Semoga di turnamen nanti hasilnya juga maksimal.
Ada ritual khusus secara religi?
Saya selalu tirakat, baik di klub maupun timnas. Toh selain untuk tujuan pribadi, ibadah itu bisa mendorong kekuatan secara tim. Saya akan terus berusaha untuk bisa salat malam. Saya juga akan minta dukungan keluarga untuk bisa datang ke Jakarta.
(Penulis: Gatot Susetyo/Erwin Fitriansyah)