Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tan Joe Hok, Begawan Bulu Tangkis

By Firzie A. Idris - Jumat, 26 Juni 2015 | 18:15 WIB
Tan Joe Hok, bersama raket yang dulu mengantarkannya sukses merebut berbagai gelar juara (Erly Bahtiar/BOLA)

Putih.

Tan Joe Hok atau Hendra Kartanegara adalah pebulu tangkis andalan Indonesia pada akhir era 1950-an. Ia putra Indonesia pertama yang menjuarai All England, tepatnya pada 1959.

Setahun sebelumnya, bersama dengan Ferry Sonneville, Lie Poo Djian, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, Eddy Jusuf, dan Olich Solihin, Tan Joe Hok merebut Piala Thomas bagi skuat Garuda untuk pertama kali pada 1958 di Singapura.



Tak hanya sebagai pemain, ketika tampil sebagai pelatih tokoh ini juga disebut bertangan dingin.

Tan Joe Hok sukses mengantarkan Indonesia kembali merebut Piala Thomas dalam pernyelenggaraan di Kuala lumpur 1984. Di final, Tim Garuda menekuk Tiongkok 3-2 lewat pertarungan begitu dramatis.

Usai pensiun sebagai pelatih, sumbangan saran, ide, dan nasehat Tan Joe Hok tetap dibutuhkan.

Hingga kini, pria berusia 77 tahun ini didaulat sebagai Ketua Komunitas Bulu Tangkis Indonesia (KBI).

“Tugas ini juga amanah. Saya harus terus menaruh kepedulian terhadap para mantan pebulu tangkis. Forum ini lebih banyak kami gunakan sebagai ajang tali silaturahmi,” ujar Tan.

Hari-hari Tan tetap diisi dengan banyak aktivitas, termasuk menjalani olah raga. Menonton pertandingan olah raga secara langsung atau di televisi juga tidak pernah dilupakannya.

“Selebihnya, saya sekarang benar-benar menikmati hidup. Saya bisa berkeliling bertemu kenalan atau berlibur ke Australia,” tutur Tan.

Tempat Bertanya

Pengalaman sebagai pemain dan pelatih, juga sebagai pembina bulu tangkis di Tanah Air, membuat ketokohan Tan tidak ada yang berani membantah. Tan adalah tempat terbaik untuk bertanya dan menimba ilmu. Dia adalah begawan bulu tangkis saat ini dan pionir kejayaan prestasi bulu tangkis Indonesia.

Berbekal pengalaman segudang, saran dan nasihat ayah dua anak dan kakek satu cucu itu begitu aktual untuk diterapkan. Di berbagai diskusi atau seminar tentang bulu tangkis, Tan selalu diundang. Bahkan, dari sisi strategi pembinaan, ide-ide cemerlang yang dilontar kannya juga sangat cemerlang.

“Lewat pengamatan dan intuisi, bila ada pemain yang saya rasa tidak akan berkembang menjadi juara dunia, selalu saya anjurkan banting setir saja untuk sekolah daripada gagal di tengah jalan,” kata Tan.

Begitu juga dengan kondisi yang terjadi pada prestasi bulu tangkis Indonesia belakangan ini.